32.5 C
Jakarta

Din Syamsuddin: Dunia Perlu Penciptaan Damai Positif

Baca Juga:

YANGON, MYANMAR, MENARA62.COM — Dunia perlu penciptaan damai positif. Damai Positif, sejatinya adalah peniadaan berbagai bentuk ‘ketiadaan damai’ (the absence of peace) seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakanga, ketakadikan, diskriminasi, berbagai bentuk kekerasan, dan kerusakan lingkungan hidup.

Perwujudan perdamaian dunia harus tetap menjadi perjuangan bersama seluruh umat berbagai agama dan bangsa yang cinta damai dan keadilan. Hal demikian didasarkan pada kenyataan bahwa peradaban dunia dewasa ini mengalami kerusakan serius yang bersifat akumulatif.

Pandangan itu disampaikan Prof Din Syamsuddin, President of Asian Conference on Religions for Peace (ACRP), pada pembukaan Asia Regional Consultation on Caring Common Future, Advancing Positive Peace, di Yangon, Myanmar, Selasa (5/3/2019).

Informasi yang dirilis Din menyebutkan, konrerensi dihadiri tersebut dihadiri sekitar 150 tokoh lintas agama, yang berasal dari 22 negara di Asia Pasifik. Pertemuan itu, akan berlangsung hingga 7 Maret 2019.

Din mengatakan, agama-agama harus tampil sebagai penyelesai masalah (problem solver). “Oleh karena itu, agama-agama harus menampilkan peran profetiknya, yakni peran untuk perubahan,” ujarnya.

Pandangan ini, sebetulnya sudah cukup sering disampaikan oleh Guru Besar Politik Islam Global FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia mengatakan, problematika peradaban global berpangkal dari keterjebakan pada liberalisme sekuler yang menuntut banyak hak, tapi kurang dalam tanggung jawab.

“Padahal solusi terhadap problematika peradaban menuntut tanggung jawab bersama,” ujarnya.

Din mengatakan, tema perjuangan umat dari berbagai agama dewasa ini perlu diletakkan pada komitmen one humanity, one destiny, one responsibility.

Oleh karena itu, menurut Ketua Dewan Pertimbangan MUI ini, frasa kedua pada tema konferensi Advancing Positive Peace adalah tepat dan penting. “Perwujudan perdamaian sekarang ini tidak cukup hanya berorientasi pada peniadaan konflik atau perang (negative peace) tapi perlu bertransformasi ke arah penciptaan damai positif (positive peace),” jelasnya.

Konsultasi Regional di Yangon yang membahas berbagai isu tersebut akan menjadi bahan pikiran ACRP pada The 10th World Assembly of Religions for Peace di Lindau, Jerman, 20-23 Agustus 2019 mendatang.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!