26.3 C
Jakarta

Diskusi dengan Perguruan Tinggi, Jubir Presiden Dorong Riset Penanganan Covid-19

Baca Juga:

Jakarta, Menara62.com – Kerjasama antar seluruh elemen bangsa dibutuhkan untuk menangani pandemi Covid-19. Tidak saja pemerintah tapi juga perguruan tinggi diminta untuk turut serta menopang perjuangan bangsa untuk menangani covid-19.

Hal itu dikatakan oleh Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman saat menjadi pembicara pada diskusi “Sinergi Kepemimpinan Mengatasi Covid-19” yang dilaksanakan oleh Laboratorium Departemen Manajemen, FEB, Universitas Hasanuddin, Kamis (21/5) sore.

Adapun Pembicara yang hadir ialah Juru bicara presiden Fadjroel Rachman, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Dosen FEB Unhas, Muhammad Idrus Taba.

Acara dimulai dengan sambutan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Hasanuddin, Abd. Rahman Kadir. Setelah itu, prolog oleh Ketua Lab. Dep. Manajemen FEB Unhas, Andi Reni Syamsuddin. Diskusi tersebut dimoderatori oleh Nurmadhani Fitri Suyuthi.

Fadjroel menyebutkan di situasi pandemi ini, presiden berusaha mengambil keputusan dengan selalu mempertimbangkan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, makanya ia pun mendorong seluruh pihak termasuk perguruan tinggi untuk melakukan riset atau inovasi produk demi membantu pemerintah mempercepat penanganan covid-19.

“Jadi dalam setiap krisis pasti ada peluang oleh karena itu presiden mendorong inovasi dan terobosan anak bangsa, seperti pada Hari Kebangkitan Nasional, kemarin, Presiden Jokowi telah meluncurkan 55 produk hasil riset dan inovasi anak bangsa. Ini adalah hasil kerjasama dengan Kemenristek, Perguruan Tinggi, BUMN dan perusahaan swasta.

Ia pun mengajak para akademisi di kampus-kampus untuk terus membuat kajian dan riset demi memberi masukan kepada pemerintah. Termasuk dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

“Mudah mudahan semua perguruan tinggi juga memberikan, mungkin (Bidang Ekonomi) akan ada riset tentang ekonomi Covid atau manajemen Covid-19 dalam menghadapi krisis ini,” ujarnya.

Tak hanya itu, Fadjroel juga menyebut sinergi dengan berbagai pihak dilakukan pemerintah pusat demi mempraktikkan kepemimpinan efektif yang diharapkan menghasilkan keputusan terbaik.

“Di dalam beberapa bulan ini yang harus muncul adalah kepemimpinan efektif. Oleh karena itu presiden telah menunjukkan 5 kepemimpinan efektif yakni kepemimpinan moral, legal, institusional, operasional dan informasional,” ujarnya.

Sementara itu, bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan mengatakan penanganan Covid-19 di wilayah dipimpinnya sejauh ini berjalan baik akibat kerjasama dengan pemerintah pusat, dengan organisasi masyarakat dan media. Hal ini demi membangun solidaritas yang kuat hingga ke elemen paling bawah.

“Penanganan pandemi ini bukan hanya tanggungjawab pemerintah saja, tetapi menjadi tanggungjawab bersama. Semuanya itu satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, apalagi ini terjadi di daerah dan negara kita sendiri,” katanya.

Dosen FEB Unhas, Muhammad Idrus Taba mengatakan pemerintah Indonesia sudah melakukan strategi tepat hanya saja ada hal yang perlu dilakukan secara holistik.

“Penanganan terhadap ekonomi kita saya kira Kemenkeu dan BI juga sudah melakukan berbagai strategi. Namun ada satu hal pesan dari kami para akademisi ini, ada hal yang belum dilaksanakan secara holistik, secara tuntas yakni apa yang disebut strategi kebudayaan. Padahal 20 tahun lalu kita berhasil melakukannya dengan judul besar Indonesia Memanggil. Kita saksikan sekarang betapa bebalnya masyarakat disuruh tetap di rumah. Jika hal ini tidak bisa kita selesaikan maka hal-hal terkait persoalan ekonomi, kesehatan akan sulit diselesaikan,” sarannya.

Di pihak lain, dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas, Abd. Rahman Kadir menjelaskan saat ini fakultas yang dipimpinnya membahas sebuah era yang akan dihadapi dunia yaitu Era VUCA atau Volatility, Uncertainty, Complexity, and Ambiguity Era.

“Ternyata apa yang kami bahas di bulan Januari lalu, VUCA Era ini sudah kita rasakan sekarang. Kita berhadapan dengan kondisi yang cepat berubah dan serba tidak pasti sehingga kadang ada keputusan diambil hari ini, sore dan besok berubah tapi itulah karena kita berada di VUCA Era, jadi saya bisa memahami ketika banyak keputusan pemerintah yang kadang kadang cepat berubah,” ujarnya.

Dia menambahkan dalam sebuah jurnal disebutkan bahwa di Era VUCA ini, pemimpin tidak akan mengambil keputusan sempurna. Namun, apa yang dikerjakan sebaiknya selalu berdasarkan pada mengawal keputusan yang diambil.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!