28 C
Jakarta

Guru Bimbingan dan Konseling Berbeda Dengan Guru Bidang Kesiswaan

Baca Juga:

Oleh : Yuni Lestari*)

LAMPUNG, MENARA62.COM– Menjalankan tugas sebagai guru bimbingan dan konseling sering kali mengalami banyak tantangan, terlebih jika bertugas di sekolah kecil yang belum memiliki fasilitas yang mendukung kegiatan bimbingan dan konseling. Tantangan datang dari berbagai bidang, bahkan tak sedikit sekolah yang masih menganggap guru bimbingan dan konseling (guru BK) sama dengan bidang kesiswaan yaitu menindak siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib sekolah. Setiap ada siswa yang melakukan pelanggaran tata tertib seperti siswa yang datang terlambat atau membolos maka guru BK lah yang ditugaskan untuk menghukum.

Guru BK dan guru bidang kesiswaan memang memiliki kesamaan tugas yaitu sama-sama menangani siswa baik yang bermasalah maupun yang berprestasi. Namun ada perbedaan dalam pola penanganannya. Misal dalam menangani siswa yang terlambat,  guru bidang kesiswaan akan menegur, lalu memberikan hukuman berupa tindakan kedisiplinan misal dengan meminta siswa tersebut membersihkan halaman atau ruangan laboratorium, atau bahkan membersihkan WC, lalu siswa tersebut sudah lebih dari 2x terlambat maka akan diberikan surat perjanjian dan atau diberi point pelanggaran. Berharap setelah diberikan hukuman atau poin pelanggaran maka siswa akan merasa kapok dan tidak mengulangi lagi.

Sedangkan dalam pandangan guru BK, terlambat datang sekolah bukan masalah sebenarnya melainkan gejala dari sebuah masalah. Masalah sebenarnya ada dibalik alasan siswa tersebut terlambat. Maka dalam menangani siswa yang terlambat guru BK akan melakukan proses bimbingan klasikal atau bimbingan kelompok untuk memberikan pemahaman dan pencegahan agar siswa tidak lagi datang terlambat. Jika siswa tersebut sudah lebih dari 2x terlambat maka guru BK bisa melakukan konseling individual atau konseling kelompok dengan beberapa siswa lain yang memiliki masalah yang sama yaitu terlambat datang di sekolah untuk mengetahui lebih dalam penyebab siswa tersebut terlambat.

Dari hasil konseling individual yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa terlambat sekolah karena bangun tidur kesiangan, bangun tidur kesiangan karena siswa tersebut bermain game online sampai larut malam bahkan hampir pagi. Maka dalam hal ini yang menjadi masalah adalah kecanduan game online, kecanduan game onloine inilah yang harus diselesaikan sehingga siswa tersebut tidak begadang hingga larut malam dan tidak lagi bangun kesiangan. Dalam proses konseling ini tentu memerlukan waktu yang cukup panjang karena tidak bisa selesai dalam 1 kali pertemuan melainkan bisa 2-3 kali pertemuan konseling.

Dari pembahasan tadi dapat kita ketahui bahwa meskipun setiap sekolah sudah memiliki guru bidang kesiswaan maka akan tetap membutuhkan guru BK karena keduanya memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda.

*)guru BK SMPN 11 Krui, Lampung

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!