JAKARTA, MENARA62.COM – Guru Bimbingan Konseling (BK) memiliki peran strategis untuk mencegah kasus kecanduan pornografi pada siswa. Melalui peran guru BK, pendekatan bisa dilakukan terhadap siswa dengan lebih intensif dan personal.
“Menanamkan pemahaman akan bahaya pornografi kepada siswa membutuhkan strategi yang tepat, dan ini menjadi ketrampilan yang harus dikuasai oleh guru-guru BK,” kata Wakil Rektor 3 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka (UHAMKA) Dr Lelly Qodariah, M.Pd di sela seminar bertajuk Adiksi Pornografi Ancaman Generasi Muda yang digelar Koalisi Kependudukan Indonesia (KKI) Propinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi UNJ. Seminar yang berlangsung di aula UPT Perpustakaan UNJ tersebut diikuti oleh wakil kepala sekolah dan guru-guru BK dari lima wilayah DKI Jakarta.
Seminar tersebut menghadirkan pembicara antara lain Dr Inge Hutagalung dari KKI DKI Jakarta dan Evi Deliviana dari UKI.
Agar guru BK bisa memainkan peranannya dengan baik, Dr Lelly yang juga menjabat wakil ketua III KKI DKI Jakarta menilai pentingnya upgrade pengetahuan terkait perkembangan pornografi di Indonesia. Terutama pornografi yang menjamur melalui dunia digital.
Karena itu Dr Lelly sangat mengapresiasi seminar nasional yang mengundang wakil kepala sekolah dan guru-guru BK tersebut.
Senada juga dikatakan Ketua KKI Provinsi DKI Jakarta, Dr. Margani Mustar, M. Si. Dalam sambutannya, Margani mengatakan KKI memiliki tugas penting untuk membantu masyarakat khususnya masyarakat dunia pendidikan untuk bersama-sama mencegah meluasnya permasalahan adiksi pornografi.
“Berkembangnya masalah pornografi terutama melalui gawai sudah menghawatirkan terutama yang menyebar melalui gawai,” katanya.
Harusnya teknologi dimanfaatkan untuk menjadi alat mencerdaskan, mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Tetapi faktanya kini, ada sisi-sisi negative yang menjadi ancaman generasi muda seperti meluasnya aksi pornografi.
Karena itu, lanjut Margani seminar ini menjadi penting sebagai salah satu upaya penanggulangan terpaparnya adiksi pornografi. Mengingat bahaya pornografi dapat menyebabkan perilaku menyimpang yang akan membahayakan pola bertindak seseorang.
Margani menyebutkan bahwa KKI konsern terhadap kualitas SDM dan penduduk, maka seminar ini menjadi penting untuk mencegah generasi produktif terpaparnya adiksi pornografi yang akan menggerus potensi kualitas masyarakat.
Sementara itu, Wakil Dekan 1 FE UNJ Dr. Usep Suhud, Ph. D, menyampaikan bahwa UNJ menyambut baik seminar ini, sebagai tanggung jawab akademik dan merupakan pengabdian untuk masyarakat akademik.
“Saat ini masyarakat sudah melek informasi, akses pada internet sangat mudah, HP murah, orang tua memberikan keleluasaan mengakses internet, dimanpun akses internet sudah mudah,” jelasnya.
Maka pada era seperti sekarang ini tugas guru terutama guru BK untuk memberikan pemahaman kepada siswa menjadi sangat penting dan strategis. Bagaimana menyadarkan siswa agar memanfaatkan akses teknologi yang sehat, internet digunakan untuk melakukan penajaman pengetahuan, keterampilan, dan mereka cerdas memanfaatkannya dengan penuh tanggung jawab. Dan bukan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat seperti membuka channel-channel pornografi.
Sebab jika sudah memanfaatkan teknologi dengan salah dan keliru apalagi digunakan untuk mengakses pornografi bisa menyebabkan gangguan psikologi berupa kecanduan. Situasi seperti ini tentu sangat membahayakan produktifitan generasi muda Indonesai.
“Adiksi selalu negatif, karena mereka keasyikan dengan dunianya sendiri, foto porno tidak semuanya dilakukan oleh ahli, kadang dilakukan oleh seseorang yang naif, mereka foto pribadi, mereka menyimpan lalu dengan tidak sengaja tersebar ke media, yang semakin hiruk pikuk dijagat dunia maya,” tandasnya.