31.7 C
Jakarta

Haedar Nashir: Pembangunan UMS Bangun Peradaban

Baca Juga:

SOLO, MENARA62.COM – Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si., menyampaikan apresiasi atas komitmen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam melakukan pembangunan berkelanjutan guna meningkatkan kualitas pendidikan tinggi dan pembangunan sumber daya manusia.

 

Apresiasi tersebut disampaikan dalam acara peresmian Gedung Syafi’i Ma’arif Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMS yang dirangkaikan dengan grand opening Rumah Sakit A.R Fachrudin serta peluncuran Kartu Tanda Anggota Muhammadiyah elektronik (E-KTAM) Nasional, Sabtu (13/12).

 

Menurut Haedar, pembangunan yang dilakukan UMS tidak sekadar pembangunan fisik, melainkan bagian dari upaya menyeluruh dalam membangun manusia yang berilmu, berkarakter, dan berdaya saing. Ia menilai UMS sebagai salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) konsisten bergerak maju dalam penguatan mutu pendidikan.

 

“Pembangunan di UMS merupakan wujud dari ikhtiar Muhammadiyah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun peradaban. Pembangunan sarana prasarana harus sejalan dengan pembangunan manusia secara utuh,” ungkapnya.

 

Haedar juga menekankan bahwa amal usaha Muhammadiyah, termasuk perguruan tinggi, merupakan bagian dari dakwah yang berorientasi pada kemaslahatan umat dan kemanusiaan semesta. Oleh karena itu, kemajuan institusi harus senantiasa dilandasi nilai iman, tauhid, dan keilmuan.

 

Ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah memandang pendidikan sebagai gerakan ilmu, yang tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga membentuk cara berpikir kritis, rasional, dan berkeadaban. Dalam konteks ini, UMS memiliki peran strategis dalam membangun tradisi berpikir ilmiah di tengah masyarakat.

 

Ia turut menyoroti pentingnya pengembangan ekonomi yang berkeadilan dan beradab. Menurutnya, ekonomi Islam perlu dikembangkan sebagai sistem yang mampu mengintegrasikan dimensi kepentingan individu dan tanggung jawab sosial secara seimbang.

 

“Kampus ekonomi tidak cukup hanya mencetak lulusan yang cakap secara teknis, tetapi juga harus melahirkan pemikir dan praktisi ekonomi yang berorientasi pada keadilan, pemerataan, dan keberpihakan pada kemanusiaan,” ujarnya.

 

Ia menambahkan bahwa kehadiran gedung ini diharapkan mampu menjadi ruang tumbuhnya pemikiran ekonomi yang progresif dan kontributif bagi bangsa. Gedung tersebut diharapkan tidak hanya menjadi pusat aktivitas akademik, tetapi juga pusat lahirnya gagasan yang mencerahkan.

 

Ketum PP Muhammadiyah itu juga mengapresiasi perkembangan UMS yang terus memperluas dan memperkuat program studi, baik di jenjang sarjana maupun pascasarjana, sebagai bentuk adaptasi terhadap dinamika zaman dan kebutuhan masyarakat.

 

Menurutnya, keberhasilan UMS dalam mengembangkan institusi menunjukkan bahwa amal usaha Muhammadiyah dapat dikelola secara profesional tanpa kehilangan ruh dakwah dan nilai keislaman.

 

Menutup sambutannya, Haedar berharap UMS dapat terus menjaga keseimbangan antara kemajuan fisik, keunggulan akademik, dan integritas moral. Ia menegaskan bahwa kampus Muhammadiyah harus senantiasa menjadi sumber nilai, inspirasi, dan solusi bagi persoalan umat dan bangsa.

 

“UMS diharapkan terus melangkah maju sebagai pusat keunggulan yang memberi manfaat luas, menghadirkan pendidikan yang mencerahkan, dan berkontribusi nyata bagi peradaban,” pungkasnya.

 

Wakil Rektor II UMS, Prof. Dr. Muhammad Da’i, S.Si., M.Si., Apt., mengungkapkan bahwa pada awal perencanaannya, gedung ini diproyeksikan sebagai bagian dari kompleks Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Seiring dengan meningkatnya jumlah mahasiswa FEB, desain bangunan kemudian dikembangkan menjadi gedung bertingkat tinggi dan multifungsi.

 

“Dengan luas bangunan sekitar 17.000 meter persegi dan tinggi 8 lantai, Gedung Syafi’i Ma’arif tercatat sebagai salah satu gedung tertinggi yang dimiliki UMS dan menjadi pusat aktivitas akademik FEB,” tegasnya.

 

Gedung ini dilengkapi berbagai fasilitas penunjang pembelajaran, di antaranya ruang kelas modern, fasilitas teknologi pendukung perkuliahan, serta ruang pertemuan di lantai atas yang mampu menampung hingga 400 orang.

 

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UMS, Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menyampaikan bahwa pembangunan gedung Syafi’i Ma’arif merupakan bagian dari rencana jangka panjang penguatan FEB UMS yang telah lama dirancang.

 

Ia mengungkapkan bahwa dari total sekitar 44 ribu mahasiswa UMS, lebih dari 6.700 mahasiswa atau sekitar 15 persen berasal dari FEB, sehingga kebutuhan akan fasilitas akademik yang representatif menjadi sangat mendesak.

 

Selain difungsikan sebagai pusat kegiatan FEB, lanjutnya, Gedung Syafi’i Ma’arif juga dirancang sebagai gedung bersama yang dapat dimanfaatkan oleh persyarikatan Muhammadiyah dan masyarakat luas untuk berbagai kegiatan akademik dan sosial. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!