32 C
Jakarta

Hari Tanpa Bayangan di Indonesia, Ini Penjelasan LAPAN

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Letak Indonesia yang berada tepat di garis ekutor bumi menyebabkan Indonesia akan mengalami hari nir bayangan atau hari tanpa bayangan. Dalam setahun hari nir bayangan akan terjadi dua kali yakni 21 Maret dan 23 September.

Hari nir bayangan terjadi saat posisi matahari berada hampir tepat diatas kepala. Hal ini mengakibatkan tidak ada bayangan atau nir bayangan.

“Saat tengah hari, apabila seseorang berada di wilayah khatulistiwa, maka ia tidak akan memiliki bayangan,” kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat LAPAN, Ir. Jasyanto, MM, dalam siaran persnya Rabu (14/03/2018).

Peristiwa tersebut terjadi karena bumi beredar mengitari matahari pada jarak 150 juta kilometer dengan periode sekitar 365 hari. Garis edar bumi berbentuk agak lonjong sehingga bumi kadang bergerak lebih cepat dan kadang bergerak lebih lambat.

Bidang edar bumi lanjut Jasyanto, disebut sebagai bidang ekliptika. Bidang ini miring sebesar 23,4 derajat terhadap bidang equator bumi. Karenanya, matahari tampak berada di atas belahan bumi utara selama sekitar setengah tahun dan berada di atas belahan bumi selatan setengah tahun sisanya.

“Perubahan posisi tampak matahari menyebabkan perubahan musim di Bumi, misalnya empat musim di daerah subtropis dan juga musim kering-basah di wilayah Indonesia,” lanjutnya.

Pada 20 Maret 2018 pukul 23.15 WIB, matahari akan tepat berada di atas equator. Peristiwa ini dikenal sebagai vernal equinox (vernus = musim semi, equus = sama, noct = malam) karena pada hari itu, durasi siang dan malam di seluruh dunia akan sama, yakni 12 jam.

Di daerah equator, misalnya di Kota Pontianak, matahari akan berada di atas kepala saat tengah hari vernal equinox sehinga sebuah tugu tegak akan tampak tanpa bayangan. Pada 21 Maret 2018, matahari akan mencapai titik puncak/kulminasi pada pukul 11.50 WIB. Setelahnya, Matahari akan turun perlahan hingga terbenam di titik barat sekitar enam jam kemudian. Fenomena yang sama akan terjadi saat autumnal equinox (autumn = musim gugur), pada 23 September 2018.

Diakui Jasyanto, hari nir bayangan tidak hanya terjadi di Pontianak atau kota-kota yang dilewati garis ekuator, melainkan dapat terjadi di kota-kota yang berada di antara 23,4 Lintang Selatan dan 23,4 Lintang Utara. Sejumlah kota akan mengalami hari nir bayangan dengan waktu yang berbeda. Misalnya di Kota Denpasar, hari nir bayangan terjadi pada 26 Februari dan 16 Oktober.

Pada hari nir bayangan 21 Maret 2018, LAPAN lanjut Jasyanto akan berpartisipasi dalam Festival Hari Nir Bayangan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Festival tersebut akan berlangsung hingga 23 Maret 2018. LAPAN akan menyajikan pertunjukan planetarium mini, pameran, dan ceramah edukasi.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!