26.1 C
Jakarta

ILUNI FKUI Gelar Sunatan Massal Bagi Anak Yatim dan Dhuafa

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Sebanyak 105 anak yatim dan dhuafa se-Jabodetabek mengikuti acara khitanan massal gratis yang digelar Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (ILUNI FKUI), di Cipinang, Jakarta Timur, Minggu (23/12). Aksi sosial yang melibatkan tim medis alumni FKUI angkatan 1988 dibantu tim Klinik 123 tersebut menjadi rangkaian Dies Natalis Universitas Indonesia ke-69.

“UI dies natalis 69 sebenarnya pada bulan Februari 2019, tetapi rangkaian kegiatan dies natalis sudah kita mulai dari ini,” kata Ketua Dies Natalis FKUI dr. Ari Djatikusumo SpM (K). Hadir Ketua ILUNI FKUI Prof. Dr. Budi Sampurna.

Selain gratis, anak-anak peserta khitanan massal juga mendapatkan bingkisan sarung, kopiah dan uang sebagai tali asih.

Menurut dr. Ari, kegiatan khitanan massal dipilih bersamaan dengan momen liburan sekolah akhir semester 1. Dengan demikian, kegiatan sekolah anak-anak tidak terganggu karena melakukan khitan.

Diakui, animo masyarakat untuk mengikuti kegiatan khitanan massal cukup besar. Dari 120 anak yang mendaftarkan diri ikut khitanan massal di wilayah Cipinang Muara, hanya 105 anak yang kemudian dapat mengikuti khitanan massal. Sedang 15 anak lainnya tidak memenuhi persyaratan medis, dan sebagian lagi mundur.

Baca juga:

Setelah menggelar bakti sosial khitanan massal, ILUNI FKUI juga merencanakan berbagai aksi sosial. Diantaranya adalah bantuan air bersih dan MCK untuk warga Sukabumi yang akan segera dilakukan dan pada puncak dies nantinya digelar Tumpengan Akbar.

“Kami juga akan adakan simposium dan sarasehan yang bertema kesehatan masyarakat seperti Program Nusantara Sehat dan Kemelut Keuangan BPJS,” tukas dr. Ari.

Sementara itu, Ketua Ketua panitia Khitanan Massal ILUNI FKUI dr Jack Pradono, MHA mengatakan sebagai bagian dari civitas akademika, ILUNI FKUI harus bisa memberikan manfaat untuk lingkungan sekitarnya, dengan membantu keluarga tidak mampu agar dapat menghitankan anaknya.

“Khitan adalah sunnah rasul dalam Islam, namun biayanya paling tidak Rp650 ribu per anak. Biaya ini cukup besar bagi kalangan dhuafa. Karena itu kami ingin meringankan beban mereka,” kata dr. Jack.

Baca juga:

Lebih lanjut dr. Jack menjelaskan khitan itu sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan. Diantaranya menjaga dari infeksi di penis dan radang saluran kencing. Infeksi bisa terjadi ketika air kencing tertahan akibat sempitnya kulup.

“Jika dibiarkan akan membuat berbagai macam penyakit di masa mendatang, misalnya infeksi saluran kencing dan yang paling parah adalah penyakit kanker penis,” lanjut dr Jack.

Khitanan massal ILUNI FK U
Ketua ILUNI FK UI Prof. Dr. Budi Sampurna didampingi Ketua Dies Natalis FKUI dr. Ari Djatikusumo SpM (K) menyerahkan bingkisan kepada anak yang baru di khitan. (ist/iluni)

Sebagian riset menerangkan bahwa 95% dari anak-anak yang terkena infeksi saluran kencing ternyata belum dikhitan. Sementara anak-anak yang telah berkhitan, tidak lebih dari 5%.

Infeksi saluran kencing pada anak-anak berbahaya pada sebagian kondisi. Dalam riset Wizwil, dari 88 anak yang terkena luka saluran kencing, 36% diantara mereka terkena bakteri patogen dalam darah. Tiga orang dari mereka mengeluh radang selaput, dua diantara mereka gagal ginjal. Dua diantara mereka meninggal dunia disebabkan menyebarnya mikroba patogen yang mematikan dalam tubuh.

“Di Amerika Serikat, prosentase anak yang terkena kanker penis bagi yang telah berkhitan adalah nol. Di negara yang tidak berkhitan seperti China, maka kanker penis mencapai 12 hingga 22 % dari keseluruhan kanker yang menimpa kalangan laki-laki. Ini prosentase yang tinggi sekali,” kata dr. Jack.

Dr. Jack menambahkan, mimpi besarnya dari ILUNI FKUI 1988 bahkan memiliki Rumah Sehat untuk masyarakat, dimana dirinya dimandatkan untuk menjadi penanggung jawab proyek tersebut. (kurniawati)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!