27.5 C
Jakarta

Institut STIAMI Himpun Masukan dari Akademisi dan Birokrat Terkait Pengelolaan Aset Daerah

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Guna menghimpun pemikiran terkait pengelolaan asset daerah, Pascasarjana Institut STIAMI gelar seminar nasional bertema “Pengelolaan Aset Daerah Melalui E-Government Berbasis Digital”. Seminar yang digelar secara daring melalui aplikasi zoom tersebut menghadirkan tiga narasumber yang sangat kompeten yakni Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Bhayangkara Prof. Dr. Tri Widyastuti, SE.MM, Ak, CA, Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri Dr. Tumpak H. Simanjuntak, MA, CRGP, QGIA, CFrA, CGCAE dan Dosen Tetap Sekolah Pascasarjana Institut STIAMI  Dr. Arief Hadianto, M.EC. Dev, CRMP. CA.

Hadir Ketua Yayasan Ilomata, Dewan Pembina Yayasan Ilomata, Rektor Institut STIAMI dan jajarannya serta Senat Institut STIAMI. Seminar nasional yang dimoderatori Direktur Pascasarjana Dr. Drs Pandoyo, SE MM tersebut juga menghadirkan keynote speaker Walikota Jaksel Munjirin yang diwakilkan kepada Kepala Suku Badan Pengelolaan Aset Jaksel Dra Ireni.

Dalam sambutannya, Rektor Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI Prof Dr Ir Wahyuddin Latunreng MM mengungkapkan kegiatan-kegiatan pembangunan nasional banyak yang tidak teradministrasi dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan banyak asset produktif yang tidak aktif. “Diperkirakan sekitar 90 persen asset produktif kita baik yang dikelola pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun swasta saat ini menganggur, sehingga tidak memberi manfaat bagi masyarakat dan negara,” kata Rektor.

Berjuta-juta hektar hutan yang berada dibawah kelola pihak swasta misalnya, hanya sejengkal saja yang aktif dan menghasilkan sesuatu untuk rakyat.

Situasi tersebut jelas Rektor, sangat berbeda jauh dengan negara-negara maju, dimana asset produktif mereka sangat aktif. Tidak sejengkalpun asset yang dimiliki dibiarkan menganggur. Kalaupun ada, jumlahnya tidak lebih dari 5 persen saja. “Padahal dukungan SDM kita tidak kalah baiknya dengan negara-negara maju,” lanjut Rektor.

Bagi Rektor, pengadministrasian asset ini menjadi bagian penting untuk mendorong terciptanya e-government. Karena bagaimana mungkin e-government bisa terlaksana jika tidak didukung oleh data-data yang valid termasuk dalam hal asset.

Rektor Institut STIAMI Prof Dr Ir Wahyuddin Latunreng MM

“Belum teradministrasinya kegiatan pembangunan menjadi kendala implementasi e-government di Indonesia. Padahal kemampuan mendokumentasi ini menjadi bagian dari ISO 9000 dan juga menjadi bagian dari standar software engineering,” tukasnya.

Pemerintah umumnya jarang memiliki SDM yang handal di bidang teknologi informasi. Dari beberapa hambatan tersebut pastinya akan berpengaruh terhadap peningkatan kualitas pelayanan publik kepada masyarakat.

Karena itulah, menurut Rektor, penting bagi kalangan akademisi untuk mendengarkan suara para birokrat terkait persoalan pengadminstrasian asset di lapangan. Para akademisi dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk mencari solusi guna mengaktifkan seluruh asset negeri ini.

Lebih lanjut Rektor mengingatkan pada era digitalisasi seperti sekarang ini maka pengelolaan asset mau tidak mau juga harus beradaptasi dengan digitalisasi. Yakni bagaimana asset daerah bisa dikelola dengan e-government berbasis digital. “Ini sesuatu yang tidak bisa kita hindari kalau kita ingin mengaktifkan seluruh asset negara,” jelas Rektor.

Senada dengan Rektor, Ketua Yayasan Ilomata Drs Amrullah Satoto mengatakaan bahwa digitalisasi tidak bisa dipungkiri dan harus segera dilaksanakan termasuk dalam penyelenggaraan pemerintahan. “Kita sudah sampai pada era digitalisasi yang menggantikan era analog,” jelasnya.

Menurutnya, era digitalisasi telah dipercepat dengan adanya pandemi Covid-19. Bahwa dunia ini tidak ada batas waktu dan batas tempat sehingga digitalisasi sudah menjadi kebutuhan. “Saya berharap seminar ini mampu melahirkan rekomendasi yang akan kita sodorkan kepada pemerintah untuk pengambilan kebijakan ke depan,” katanya.

Pada kesempatan tersebut Amrullah juga menyebut bahwa pandemi yang memporakporandakan tatanan ekonomi, disisi lain membawa berkah bagi Institut STIAMI. Salah satunya adalah percepatan target go global dari awalnya 2024 menjadi tahun 2021. Institut STIAMI go global ditandai dengan adanya event-event konferensi internasional yang melibatkan pembicara dan peserta dari negara lain.

“Pada event Ilomata International Conference, kami bisa melibatkan 10 negara dengan peserta sekitar 1.250 orang. Lalu pada event STIAMI International conference yang menghadirkan 7 negara dengan peserta lebih dari 1.300 orang. Dua event tersebut diakui LLDIKTI wilayah 3 sebagai sebuah lompatan besar Institut STIAMI, melebihi perguruan tinggi swasta lainnya. Jadi kita menjadi pelopor, pemula,” tegas Amrullah Satoto.

Ketua Yayasan Ilomata Drs Amrullah Satoto

Ke depan ia meminta agar Pascasarjana Institut STIAMI juga menggelar konferensi internasional. Konferensi ini penting untuk mendorong pancasarjana Institu STIAMI semakin eksis dan berada di garis depan pendidikan pascasarjana di Indonesia.

Sementara itu Direktur Pascasarjana Dr Drs Pandoyo, SE, MM dalam sambutannya menegaskan bahwa mengelola asset negara tidak semudah membalikkan telapak tangan. “Kalau kita cermati hasil audit BPK, ternyata persoalan asset ini sangat berkaitan dengan manajemen asset yang meliputi perencanaan, pelaporan hingga manajemen asset itu sendiri,” katanya.

Menurutnya, penataan asset berbasis digital merupakan inovasi yang dapat membantu mempermudah negara untuk mengelola dan memaksimalkan pemanfaatan asset yang ada.

Ketua Seminar Nasional Indriani Rahayuningtyas, S.AP, MA menjelaskan tujuan digelarnya seminar antara lain sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dalam mensukseskan Instruksi Presiden No 3 tahun 2003 tentang kebijakan dan strategi nasional pengembangan E-government, pembentukan jaringan informasi dan transaksi layanan publik yang tidak dibatasi sekat waktu dan lokasi, serta dengan biaya yang terjangkau masyarakat.

Selain itu, untuk mendorong terbentuknya kepemerintahan yang bersih, transparan, dan mampu menjawab tuntutan perubahan secara efektif, perbaikan organisasi, sistem manajemen, dan proses kerja kepemerintahan serta pembentukan sistem manajemen dan proses kerja yang transparan dan efisien, serta memperlancar transaksi dan layanan antar lembaga pemerintah.

“Seminar nasional ini diikuti oleh Civitas Akademika Pascasarjana Institut STIAMI, para akademisi dari seluruh Indonesia dan para ASN dari seluruh Indonesia,” tandas Indriani.

Seminar nasional ini terselenggara atas dukungan mitra Pegadaian Syariah dan alumni Pascasarjana Institut STIAMI Munjirin S.SOS,M.Si yang saat ini menjadi walikota Jaksel.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!