27.8 C
Jakarta

Jantung Menjadi Penyebab Kematian Tertinggi Jemaah Indonesia

Baca Juga:

MEKKAH – Penyakit jantung merupakan penyebab terbanyak kematian jemaah haji Indonesia. Dari 49 jemaah haji yang meninggal, 61,2 persen di antaranya disebabkan oleh penyakit jantung.

“Itu yang terpantau sampai hari ke-25, sebagian besar memang sakit jantung,’’ jelas Kepala Pusat Kesehatan Haji Eka Jusuf Singka, dalam siaran persnya, Sabtu (11/8/2018).

Kondisi tersebut diakui Eka sama dengan musim tahun sebelumnya. Pada tahun 2017 lalu, dari total jemaah meninggal, 47 persen di antaranya disebabkan karena penyakit jantung. Sementara tahun 2016 sebanyak 52 persen jamaah meninggal karena penyakit jantung.

Menurut Eka, penyakit jantung dalam 10 tahun terakhir ini menjadi penyebab kematian tertinggi pada jemaah haji Indonesia.

“Sejak satu dekade terakhir ini, penyebab kematian terbanyak pada jemaah haji adalah penyakit  jantung,” kata Eka.

Karena itu, Eka mengatakan perlunya pendekatan tersendiri pada jemaah dengan penyakit jantung. “Pendekatan yang lebih ketat dan komprehensif dengan melibatkan para ketua regu agar mengingatkan dan memastikan jemaah haji tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang cukup berat, disiplin istrahat dan minum obat setiap hari,” tambahnya.

Melihat tingginya kasus ini, setiap tahun Kemenkes selalu mengirimkan dokter spesialis jantung ke Tanah Suci. Tahun ini ada 5 spesialis jantung yang ada di Makkah dan siap dikontak 24 jam.

Dr. Zakky Kurniawan salah satu spesialis penyakit jantung di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mengatakan pentingnya penyaringan awal saat mulai di Tanah Air. Bila calon jemaah dengan risiko tinggi, harus sudah disiapkan jauh-jauh hari termasuk pendampingnya.

“Pendampingnya harus bersedia tidak menjalankan ibadah-ibadah sunnah karena harus mendampingi jemaah yang sakit, karena mereka harus benar-benar dipantau minum obatnya, makannya, dan istirahatnya,” kata Zakky.

Jemaah dengan risiko tinggi penyakit jantung bisa semakin buruk keadaanya karena banyak faktor. Dicontohkan Zakky, soal iklim misalnya. Jemaah yang sudah tua akan lebih sulit beradaptasi dengan iklim di Arab Saudi. Berbeda dengan jemaah yang masih muda lebih cepat menyesuaikan diri.

Contoh lain adalah soal turunnya daya tahan tubuh karena malas makan . “Jemaah lanjut usia biasanya malas makan bila menunya tidak cocok. Kalau malas makan, imunitasnya akan turun dan jemaah akan mudah sakit,” tambahnya.

Zakky menyatakan, fasilitas kesehatan di KKHI Makkah cukup lengkap. Namun, bila ada kasus lebih lanjut, jemaah langsung dirujuk k RS Arab Saudi.

“Penanganan penyakit jantung harus berpacu dengan waktu. Tim medis di kloter bisa hubungi kami 24 jam. Bila perlu segera dirujuk, maka segera dilakukan,” kata Zakky.

Kendalikan Penyakit Jantung

Jemaah dengan penyakit jantung yang ada di Tanah Suci diingatkan untuk memperhatikan kondisinya.

Setidaknya ada 6 hal yang harus dilakukan jemaah Risti penyakit jantung, yaitu selalu makan obat tiap hari, bawa obat ke manapun pergi, jangan kelelahan, periksa ke dokter secara reguler, istirahat yang cukup, dan kalau sesak nafas, hentikan kegiatan untuk segera istirahat.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!