25.6 C
Jakarta

Kapal Kemanusiaan Lepas Jangkar, Level Kemanusiaan Indonesia Sedang Naik Kelas

Baca Juga:

Tali sling baja berlapis-lapis itu menjuntai dari crane besar, lalu turun perlahan mengarah ke truk yang terparkir di bawahnya. Di atas truk sudah menunggu satu kontainer terakhir. Di sisi samping kanan kiri kontainer ditandai dengan stiker besar bertuliskan Beras untuk Afrika.

Pengait dari crane itu pun kemudian mengunci, mengait kuat di empat sisi kontainer. Sekali tekan tombol elektronik di pusat kendali crane, kontainer terakhir dengan bobot isi 25 ton terangkat tinggi, kemudian bergerak menjauh dari dermaga menuju ke atas dek kapal yang bersandar, seperti dilaporkan situs ACT.ID.

Kontainer itu berpindah cepat sekali, dari atas truk di dermaga ke atas dek kapal, hitungan detik crane sudah rampung menyelesaikan tugasnya. Kontainer terakhir sudah terangkut, melengkapi 40 kontainer yang sudah termuat sebelumnya di atas kapal.

Siang tanpa mendung, Sabtu (29/4) di Dermaga Keberangkatan Internasional, Terminal Petikemas Surabaya, bunyi bel meraung-raung. Kontainer terakhir yang diangkut ke atas Kapal MSC Carla 3 beriringan dengan seremoni perayaan kemanusiaan. Di tepi dermaga, tombol bel ditekan bersamaan, dipimpin oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Drs H Saifullah Yusuf dan Presiden Aksi Cepat Tanggap Ahyudin.

Belasan pihak yang terlibat dalam melayarkan Kapal Kemanusiaan pun ikut menaruh telapak tangannya bersamaan di atas bel. Termasuk Direktur Utama PT. Terminal Petikemas Surabaya Yon Irawan, Komisaris PT. Samudera Indonesia Ken Narotama, Presiden Direktur PT. Hydro Perdana Retailindo Syahru Aryansyah, Direktur Utama PT. Sejahtera Mandiri Indotama Sri Eddy Kuncoro, Senior Vice President Group Distribution Program (PT. SMI dan PT. Hydro) Syuhelmaidi Syukur, dan Sekretaris MUI Jawa Timur Ust. Mochammad Yunus Maksum.

Kapal Kemanusiaan memang melibatkan banyak pihak, misinya tetap satu; melayarkan diplomasi kemanusiaan Indonesia jauh sampai Afrika yang dirundung kelaparan.

Ketika seluruh kontainer berisi beras itu sudah diangkut ke atas kapal, seketika itu juga level kemanusiaan Indonesia sedang naik kelas.

Kemanusiaan dan empati publik di Indonesia tak bisa lagi dianggap sederhana. Sebab di dalam 40 kontainer itu termuat 1000 ton bantuan beras. Jumlahnya jika ditakar tak main-main, ada 40.000 ribu karung beras yang termuat di 40 kontainer. Diambil dari bulir-bulir padi terbaik di Cepu Kabupaten Blora Jawa Tengah dan di Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Beras itu pun melaju dari Indonesia yang kaya, menuju ke Tanah Afrika yang sedang dirundung kelaparan. Se-kepal demi se-kepal beras dikumpulkan, hanya dalam beberapa pekan terkumpul menjadi se-kapal.

Total 40.000 karung beras dalam 40 kontainer itu adalah pembuktian, bahwa bangsa ini sesungguhnya masih mampu dan mau berbuat lebih untuk membantu. Meski Afrika jauh di ujung sana, tapi empati itu mendekatkan, kemanusiaan itu universal tak mengenal jarak dan batasan apapun.

Dari atas dermaga Terminal Petikemas Surabaya, Wakil Gubernur Jawa Timur Drs H Saifullah Yusuf mengatakan, krisis kemanusiaan di Afrika adalah pekerjaan rumah kemanusiaan.

“ACT sudah melangkah, kita harus kabarkan kepada saudara-saudara yang lain, memperkuat kepedulian kita. Agar target Beras untuk Afrika 10.000 ribu ton bisa terpenuhi sampai sebelum Idul Fitri. Dengan kepedulian ini mungkin Allah akan mencukupi kebutuhan kita, panen kita meningkat. Allah punya rencana kadang kita tidak bisa mengukur,” ungkap Wagub Jawa Timur yang biasa disapa Gus Ipul ini.

Kontainer terakhir yang diboyong di atas kapal menjadi penanda, Beras untuk Afrika 1000 ton tahap pertama sudah dilayarkan sampai Somalia. Dari Terminal Petikemas Surabaya pelayaran Kapal Kemanusiaan tahap pertama ini akan menempuh durasi sekitar sebulan penuh. Berangkat Sabtu, 29 April 2017, 40 kontainer beras akan tiba di Mogadishu di tanggal 29 Mei 2017 sebulan esok.

“Tidak sedikit yang bertanya, kenapa mesti jauh ke Somalia? Tentu seberapa pun yang kita miliki patut untuk kita sampaikan kepedulian ini sesuai kemampuan masing-masing. Sambil kita tetap memperhatikan saudara-saudara di dalam negeri. Tiga level solidaritas harus dilakukan bersamaan; solidaritas sesama anak bangsa, solidaritas sesama umat Islam, dan solidaritas kemanusiaan,” pungkas Gus Ipul.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!