BOGOR, MENARA62.COM– Ujian nasional berbasis komputer akan terus diperluas pelaksanaannya, terutama untuk tingkat SMP/sederajat. Ditargetkan tahun depan, UNBK akan diikuti oleh 70 persen siswa.
“Tahun ini UNBK diikuti 1,34 juta siswa SMP dan tahun depan saya optimis bisa 2,4 juta siswa,” kata Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM) Kemendikbud Ari Santoso di sela media gathering yang digelar di Sentul, Bogor yang digelar 3-5 November 2017.
Ari mengatakan optimis target tersebut bisa dicapai. Salah satu alasannya adalah karena pelaksanaan UN SMP digelar paling akhir.
Pemerintah memang belum mengeluarkan jadwal resmi UN 2018. Tetapi berdasarkan jadwal sementara (tentatif), UN SMP akan digelar 23-26 April. Sementara jenjang SMK digelar 2-5 April dan SMA/MA dilaksanakan di 9-12 April.
Dengan perbedaan atau jeda jadwal itu, Ari mengatakan siwa SMP yang di sekolahnya belum ada komputer dan internet, bisa numpang di SMA atau SMK terdekat. Tentunya di SMA atau SMK yang sebelumnya melaksanakan UNBK.
Meski optimis, Ari mengaku ada rasa ketakutan atau kekhawatiran. Sebab proses penggunaan atau peminjaman komputer antar jenjang sekolah bukan masalah mudah. Urusan birokrasi di Pemda seringkali cukup berbelit dan merepotkan.
Berdasarkan pengamanan tahun ini, proses peminjaman komputer antar sekolah ada yang lancar ada juga yang belum lancar kolaborasinya. Sebab menumpang dan menggunakan fasilitas komputer sekolah lain, membawa konsekuensi biaya listrik, teknisi dan lainnya.
“Ada Pemprov selaku pengelola SMA dan SMK yang tidak bersedia keluar uang untuk operasional UNBK SMP. Begitupula Pemkab/Pemkot ada yang tidak mau memberikan uang ke SMA/SMK untuk biaya operasional UNBK SMP,” lanjutnya.
Ari berharap mulai saat ini sudah ada koordinasi antara Pemkab, Pemkot, dengan Pemprov untuk persiapan UN 2018 termasuk UNBK. Sehingga pelaksanaan UNBK bisa ditingkatkan semaksimal mungkin.
