30.6 C
Jakarta

Kolaborasi Pegiat Literasi dan Seni untuk Menguatkan Generasi: Taman Pustaka KH Ahmad Dahlan Pulang Pisau Gelar Diskusi Inspiratif

Baca Juga:

Bonni Febrian
Bonni Febrianhttp://menara62.com
Belajar istiqomah dan lebih bermanfaat

PULANG PISAU, MENARA62.COM– Taman Pustaka KH Ahmad Dahlan Pulang Pisau baru saja menggelar sebuah acara diskusi bertajuk “Diskusi Berbagi Praktik Baik Komunitas Penggerak Literasi”. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program “Literaksi untuk Negeri” bertujuan untuk menggerakkan literasi dan memperkuat generasi.  Kegiatan ini didukung oleh Badan Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek RI.

Acara yang digelar pada 13 Oktober 2024 di Taman Pustaka KH Ahmad Dahlan ini diikuti oleh sekitar 35 peserta, terdiri dari relawan Taman Pustaka KHA Dahlan, anggota Taman Baca Masyarakat, Forum Taman Baca Masyarakat, pengelola perpustakaan desa, komunitas dan pegiat literasi yang ada di wilayah Kabupaten Pulang Pisau.

Para peserta Diskusi praktik baik Komunitas penggerak literasi dari berbagai komunitas dan pegiat literasi di Pulang Pisau (Dic.TPKHA)

Tiga narasumber hadir untuk membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka dalam mengelola kegiatan literasi dan seni budaya. Dede Stevanus, seorang pegiat seni budaya Pulang Pisau dan founder Komunitas seni Mentaren Project, berbagi pengalaman mengelola komunitas seni yang ia bangun dari awal. Dede mengungkapkan suka duka dalam membina relawan dan memberikan tips penting tentang cara mendapat dukungan untuk kegiatan komunitas dari pemerintah daerah atau provinsi. Ia juga menegaskan agar setiap komunitas tetap aktif berkegiatan, tanpa menunggu bantuan. “Bantuan akan datang sendiri jika kita konsisten dan mampu mempertahankan eksistensi komunitas,” ujarnya.

Dalam diskusi itu Dede juga memberikan masukan kepada pemerintah daerah atau lembaga/instansi yang membidangi seni,   sudah seharusnya daerah dapat membina generasi penerus  dengan cara yang tidak instan atau terkesan dadakan, tetapi dapat memberikan pembinaan  sejak dini dan berkelanjutan,  benar-benar diberikan pemahaman tentang budaya daerah Pulang Pisau,dan yang paling penting,  jangan sampai keliru, karena seni budaya di Kalimantan itu beragam, tiap daerah punya ciri khas masing-masing yang sekilas Miirip, tapi tidak sama, misalkan tari-tarian, dan lainnya.

“Jangan cuma membina saat akan diadakan event lomba-lomba saja, tetapi berikan juga ruang agar komunitas atau pegiat seni dapat mengajarkan dan mengenalkan budaya daerah sejak awal, dan yang pasti berkelanjutan ”  tegas Dede.

Rusma Hadi, seorang pustakawan dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Pulang Pisau menjelaskan kepada para peserta tentang strategi transformasi perpustakaan yang mencakup tiga aspek yaitu peningkatan kualitas layanan informasi, pelibatan masyarakat dan  Advokasi untuk membangun ekosistem pendukung program kegiatan.

” Perpustakaan yang berbasis inklusi sosial, yaitu memfasilitasi masyarakat untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga lebih berdaya guna bagi masyarakat, salah satu contohnya ya, yang dilakukan oleh Taman Pustaka KHA Dahlan dengan mengadakan kegiatan-kegiatan pelibatan masyarakat seperti ini ” kata Rusma.

Dalam.kesempatan itu ia juga memberikan informasi penting bagi para peserta. Rusma menjelaskan bahwa Perpustakaan Nasional memiliki program bantuan buku bacaan bermutu bagi Taman Baca Masyarakat. Ia mendorong komunitas dan taman baca yang ada di Pulang Pisau untuk mengajukan permohonan bantuan buku dengan melengkapi syarat-syarat yang ditentukan.

Diskusi Praktik baik komunitas penggerak literasi menghadirkan tiga narasumber dari pegiat literasi , seni budaya dan Dinas Perpustakaan Pulang Pisau (Istimewa

Ikhtiar Taman Pustaka Menggerakan Literasi

Sementara itu Bonni Febrianto, Ketua Taman Pustaka KH Ahmad Dahlan, juga turut berbagi cerita mengenai perjalanan Taman Pustaka KHA Dahlan sejak berdiri pada 2017. Berawal dari pojok baca dalam Masjid, Taman Pustaka kini telah berkembang menjadi sebuah taman baca dengan koleksi yang semakin banyak dan berbagai gerakan literasi yang melibatkan relawan-relawan muda. “Kami ingin taman pustaka ini menjadi tempat yang tidak hanya menyediakan buku, tapi juga menggerakkan semangat literasi di kalangan masyarakat,” ujar Bonni.

Ia juga berharap gerakan literasi di Pulang Pisau khususnya, dapat didukung dari semua stakeholder dan pemangku kepentingan. ” Gerakan literasi akan terus tumbuh jika ada ruang apresiasi dan ruang kolaborasi dan ada semangat berbagi” imbuhnya.

Acara dengan tema “Menggerakkan Literasi dan Menguatkan Generasi ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para pegiat literasi dan komunitas di Pulang Pisau untuk terus mengembangkan gerakan literasi, sekaligus memperkuat peran mereka dalam menciptakan masyarakat yang melek literasi dan seni budaya.

Dalam diskusi ini Panitia memberikan beberapa pertanyaan dan tanggapan dalam bentuk pre tes dan pos test, diharapkan setelah mengikuti diskusi, ada pencerahan dan dapat diterapkan di komunitas daerah masing-masing.

Selain diskusi praktik baik komunitas literasi,  beberapa kegiatan utama juga dilaksanakan oleh Taman Pustaka KHA Dahlan yang  melibatkan warga Pulang Pisau  seperti :  lokakarya Membaca Nyaring,  lokakarya menulis kreatif, dan lokakarya menulis artikel jurnalistik.

Peserta Diskusi Praktik baik diikuti komunitas dan pegiat dari Generasi milenial (Foto TPKHA)
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!