29.6 C
Jakarta

Lazismu Kota Semarang Gelar Pelatihan Jurnalistik bagi Kaum Milenial

Baca Juga:

SEMARANG, MENARA62.COMLazismu Kota Semarang, Jawa tengah gelar pelatihan jurnalistik, Sabtu (07/12/19). Kegiatan yang menyasar kaum milenial tersebut diikuti 23 peserta. Mereka adalah mahasiswa yang tergabung dalam organisasi IMM, yang berasal dari 3 komisariat di UIN Walisongo dan dari Unimus Semarang.

Pelatihan kali ini membawakan materi teknik penulisan reportase berbentuk feature yaitu bentuk penulisan dengan cara bertutur, atau bercerita.

Menurut Azis Sholeh, Ketua BP Lazismu Kota Semarang, kaum muda harus siap menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompetitif. Kemenangan hanya ada pada pribadi-pribadi yang melengkapi diri dengan ilmu pengetahuan dan ketrampilan.

“Meski tidak semua ketrampilan harus dipunyai, cukup ketrampilan  yang sesuai kebutuhan  dan harus di kuasai dengan kualitas yang baik,” kata Azis didampingi sekretaris BP Lazismu, Marhaeni.

Pelatihan jurnalistik menghadirkan seorang mentor profesional Agung S Bakti. Ia membimbing peserta dan memberikan ilmu serta sharing pengalaman jurnalistik. Beberapa materi yang disampaikan antara lain tentang pembuatan judul yang singkat, jelas dan mewakili isi pokok berita. Lalu penggunaan kalimat pertama atau lead (teras) berita yang berisi permasalahan penting yang akan dibahas.

Selain itu, juga diajarkan bagaimana mengambil sudut pandang / angel dari sisi yang paling menarik menurut pandangan umum untuk di jadikan pokok tulisan. Tidak lupa tetap memperhatikan unsur 4W 1H (What, Who, When, Why, How). Sebab kebenaran / keakuratan sebuah informasi bisa di ukur dari jawaban atas pertanyaan : apa, siapa, kapan, mengapa dan bagaimana.

“Jangan lupa gunakan Ejaan Bahasa Indonesia yang benar sesuai KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia),” katanya.

Selanjutnya, isi tulisan/pemberitaan mempunyai news value seperti keterkenalannya, daya tarik sangat kuat, kedekatan, proximity, human interest, kemanusiaan, konflik atau peristiwa diluar kebiasaan.

Agung mengingatkan pentingnya penulis mencantumkan referensi dari tokoh yang berkompeten. Tokoh utama yang di jadikan narasumber dalam menyampaikan pokok pikiran yang ingin di tampilkan.

“Jangan lupakan pula tampilkan kutipan kalimat yang menarik, yang terjadi saat observasi berlangsung serta tempatkan diri penulis pada posisi netral, tidak memihak,” katanya.

Sebelum mengakhiri pelatihan, Agung mengingatkan bahwa hasil sebuah pelatihan menulis tidak akan nampak secara instan, dalam satu hari atau satu minggu. Ini adalah investasi ilmu yang akan bermanfaat jangka panjang, bahkan untuk selamanya.

“Semua peserta sudah bisa menulis, namun kualitas dibentuk dari praktek yang berkelanjutan. Produktifitas menulis adalah sebuah tantangan lain dalam mewujudkan karya pribadi yang berkualitas, bukan sekedar menjadi orang biasa. Berlatih dan terus belajar, “bahkan saya pun masih terus belajar,” katanya.

Agung juga berpesan agar peserta pelatihan selalu aktif menulis, minimal satu tulisan dalam 2 minggu. Kemudian di share di grup yang telah dibuat. “Saya akan mereview perkembangan setiap tulisan peserta”. (hasan)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!