34.3 C
Jakarta

Mempertimbangkan FM dan GM Dalam Memimpin

Baca Juga:

Dari hasil penelitian Carol Dweck dan timnya, secara umum mindset terbagi 2, yaitu fix mindet atau mindset tetap dan growth mindset atau mindset tumbuh.

Fix mindset (FM) adalah pola pikir yang memandang bahwa kecerdasan dan berbagai kualitas, kemampuan, dan bakat adalah sifat-sifat yang tetap dan tidak bisa dikembangkan lagi secara signifikan.

Selanjutnya growth mindset (GM) adalah pola pikir yang memandang bahwa kecerdasan dan berbagai kualitas, kemampuan, dan bakat lainnya bisa dikembangkan dengan usaha, pembelajaran, dan ketekunan.

Orang dengan FM meyakini bahwa prestasi bisa diraih karena bakat dan kemampuan tertentu, sedangkan GM meyakini bahwa prestasi bisa diraih karena usaha dan belajar dengan sungguh-sungguh.

Annie Brock dan Heather Hundley kemudian membagi 5 area yang bisa membedakan seseorang memiliki FM atau GM, yaitu: tantangan, kendala, usaha, kritik, dan kesuksesan orang lain

Pertama, tantangan. Orang FM jika dihadapkan pada tantangan (apalagi terhadap tantangan yang baru dihadapi), akan cenderung memilih untuk menghindar, apatis, atau pura-pura tidak tahu. Sedangkan orang GM justru merasa tertarik dan ingin tahu lebih banyak, dan selanjutnya menindaklanjutinya dengan belajar atau mempelajari, sehingga lebih mengenal dan menikmati tantangan tersebut.

Kedua, kendala. Orang FM jika dihadapkan pada kendala akan mudah menghindar atau menyerah dan mencari berbagai alasan pembenar atas sikap tersebut. Sebaliknya orang GM justru semakin tertantang, merasa penasaran, dan mencari beribu alasan untuk menundukkan kendala tersebut.

Ketiga, usaha. Orang dengan FM memandang bahwa usaha memiliki pengaruh yang kecil dalam pencapaian prestasi dibandingkan dengan bakat dan kemampuan bawaan atau yang sering disebut juga dengan passion. Sedangkan orang GM memandang bahwa usaha yang sungguh-sungguh berpengaruh besar terhadap pencapaian prestasi. Oleh karena itu orang GM meyakini setiap orang bisa berprestasi dalam bidang apapun asal mau berusaha dengan sungguh-sungguh.

Keempat, kritik. Orang-orang FM menilai bahwa kritik adalah sesuatu yang selalu dipandang negatif, bahkan dinggap sebagai bentuk ejekan atau hinaan. Dengan kata lain orang FM adalah orang yang baper dalam menghadapi kritik. Sebaliknya orang GM menilai bahwa kritik adalah masukan yang sangat berharga dan memacunya untuk belajar lebih keras lagi untuk menjadi lebih baik.

Kelima, kesuksesan orang lain. Orang FM memandang bahwa kesuksesan orang lain adalah ancaman dan pesaing sehingga menjadikannya gelisah atau khawatir. Sebaliknya orang GM melihat bahwa kesuksesan orang lain justru menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran untuk menjadikannya bisa tumbuh menjadi lebih baik.

Dengan memperhatikan penjelasan di atas, menurut saya seorang kepala madrasah sebaiknya perlu melatih diri untuk memiliki pola pikir GM karena dengan pola pikir GM kepala madrasah akan memberdayakan dirinya dan memberdayakan timnya di madrasah. Dengan demikian madrasah yang dipimpinnya akan terus berkembang menjadi madrasah unggul dan mandiri.

Penulis: Suhardi, Jabal Hajar, 14 Juli 2021

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!