26.7 C
Jakarta

Mengungkap Warisan Masa Kolonial di Surabaya

Baca Juga:

 

SURABAYA, MENARA62.COM– Webinar sejarah lokal Jawa Timur ke-3 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) dan Masyarakat Sejarahwan Indonesia (MSI) Jawa Timur, mengambil tema Warisan Kolonial di Surabaya, pada hari Sabtu (25/09/ 2021) yang diikuti peserta dari Surabaya dan kota-kota di Jawa Timur serta propinsi lainnya.
Prof.Dr. Purnawan Basundoro selaku Ketua MSI Jawa Timur, menyampaikan bahwa kota Surabaya sarat dengan nilai-nilai historis yang bila digali dan dikembangkan bisa berpotensi menjadi kawasan wisata edukasi. Karena ada 278 Cagar Budaya, dan diantaranya lebih dari 20 berupa perkampungan. Ada beberapa zona yang ada di Surabaya di masa Kolonial, yaitu kawasan : 1) Transportasi Air, ada pelabuhan Sungai Kalimas. 2) Transportasi Darat, ada Stasiun Kereta Api Semut, 3) Perdagangan Tradisional, seperti Pasar Praban, Pabean.4) Pemukiman lama, seperti Kampung Lawas Maspati, Peneleh. 5) Pemukiman modern, di kawasan Gubeng, Darmo.6) Etnis dan Relegi, di sekitar Ampel ada etnis Arab, Tionghoa, Madura, Jawa, dan lainnya.
Selanjut Dio Y Sofansyah, Guru Sejarah SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, berusaha menyingkap tokoh-tokoh di Pemakaman Belanda Peneleh Surabaya dan potensinya sebagai sumber dan wisata sejarah.
Dio menjelaskan ada beberapa tempat pemakaman Belanda di masa Kolonial, yaitu di daerah Krembangan, kemudian penuh, dibuka lagi di Peneleh selama 70 tahun, buka lagi Kembang Kuning.

tempat pemakaman Belanda dimasa Kolonial,

Keunikan di pemakaman Peneleh seluas 6 hektar itu ditempati para tokoh yaitu Gubernur Jenderal Hindia Belanda Peter Markus menjabat pada waktu 1841 – 1844, kemudian ada makam pejabat Residen Surabaya, yaitu De Perez, Peter Mark. Juga makam Johanes MD seorang yang ahlul membuat jam. Makam tokoh-tokoh agama Katolik. Juga ada makam RJ Almerod pemimpin sekolah Keputrian di jalan Gatotan kemudian pindah di Simpang hingga sekarang menjadi SMAN 6 Surabaya. Jika makam tersebut dirawat bisa sebagai obyek wisata.
Selanjut R.N. Bayu Aja, sebagai Dosen Pendidikan Sejarah Unesa, menyampaikan tentang Surabaya dan Dinamika Politisasi Sepak Bola (Sebuah Prespektif Historis), menjelaskan, dulu kita bisa bersatu padu melalui sepak bola melawan kolonial, semangat persatuan arek arek Suroboyo untuk berjuang begitu luar biasa, sehingga hasil keuntungan Sepak bola diantaranya untuk kegiatan sosial.
Andi Hariyadi, selaku Sekretaris Tim Penulisan Sejarah Muhammadiyah Surabaya menyampaikan, webinar ini sangat bermanfaat untuk lebih mengetahui dan menumbuhkan semangat persatuan dan perjuangan. (AH)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!