JOMBANG, MENARA62.COM – Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengingatkan santri agar menjaga kesehatan. Karena kualitas kesehatan generasi penerus menjadi penentu keberhasilan bonus demografi.
“Terkait dengan bonus demografi di Indonesia yang diperkirakan terjadi pada tahun 2030, kita harus menyikapinya sejak saat ini, dimana penduduk usia produktif akan lebih besar dibandingkan penduduk lanjut usia (lansia). Penduduk usia produktif yang seharusnya dapat menanggung penduduk lansia jangan sampai justru menjadi beban,” kata Menkes saat membuka Seminar Nasional Peran Pesantren dalam Pembangunan Kesehatan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, Sabtu (9/3/2019).
Untuk itu, dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, upaya kesehatan diselenggarakan secara terpadu dan komprehensif dalam bentuk upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor utama yaitu faktor lingkungan yang mencakup fisik, kimia, biologi dan sosio-budaya (40%), faktor perilaku (30%), faktor pelayanan kesehatan (20%) dan faktor genetika (10%).
Hal ini menunjukkan bahwa faktor pelayanan kesehatan hanya memiliki kontribusi sebesar 20%, sedangkan 80% disebabkan oleh faktor di luar pelayanan kesehatan. Untuk itu, faktor di luar pelayanan kesehatan seperti gizi, pola hidup bersih dan sehat, akses air bersih dan sanitasi, serta akses terhadap pangan yang bergizi dan aman perlu menjadi perhatian bersama.
Selain itu, untuk meningkatkan kualitas kesehatan, Menkes ingatkan para santri untuk melakukan gerakan hidup bersih dan sehat (Germas).
“Germas bertujuan agar kesehatan kita terjaga, lingkungan bersih, kita menjadi lebih produktif, dan biaya berobat berkurang,” kata Menkes.
Germas diwujudkan melalui kegiatan peningkatan aktivitas fisik, peningkatan perilaku hidup sehat, penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi, peningkatan, pencegahan dan deteksi dini penyakit, peningkatan kualitas lingkungan, dan peningkatan edukasi hidup sehat.