27.5 C
Jakarta

Miliki Kantor di Jakarta, Unkris ‘Kembali’ ke Jantung Ibu Kota Negara

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Bermula dari Jakarta, akhirnya kembali ke Jakarta. Itulah Universitas Krisnadwipayana (Unkris). Perguruan tinggi tersebut awal berdiri berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat. Setelah 67 tahun kemudian, akhirnya cita-cita untuk kembali ke Jakarta terwujud dengan diresmikannya Kantor Yayasan Unkris yang beralamat di Jalan Biak, Jakarta Pusat pada Sabtu (1/10/2021).

Momen ‘kembalinya’ Unkris ke jantung ibu kota negara tersebut membuat haru Prof. Dr. T. Gayus Lumbuun, SH, MH, Ketua Dewan Pembina Yayasan Unkris. “Unkris telah ikut membesarkan nama saya,” kata Prof Gayus.

Dalam sambutannya, Prof Gayus mengatakan bahwa sejarah Unkris berasal dari jantung ibu kota negara, yakni di kawasan Menteng tepatnya Adhuc-staat yang kini menjadi kantor Bappenas. “Unkris awal berdiri di kawasan Menteng, lalu berpindah ke Jatiwaringin, Bekasi. Jadi kalau sekarang yayasan Unkris berkantor di Jakarta, itu ibarat Unkris kembali ke asalnya,” lanjut Gayus.

Hadir Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono, M. SiP.CIQaR, Warek 1 Dr. Ismail Razak, SE, MS, Warek II Dr. H. Suwanda, ST.MT, dan Warek III Dr. Parbuntian Sinaga, SH, MH. Selain itu juga Ketua Yayasan Unkris Amir Karyatin, SH, Sekretaris Yayasan Unkris Dyah Riestyantie ST, para dekan, Ketua LPPM, Ketua LPM, Ketua Penjamin Mutu, Ketua LPKK, dan Ketua LPMI.

Dari pihak Pengawas Yayasan Unkris hadir Ketua Pengawas Yayasan Irjen Pol (Purn) Drs Ali Johardi, SH, MH, Sekretaris Pengawas Yayasan Dr H Bambang Hartoyo, SH, MKn serta Moehammad Amin SE dan Eko Puspitono, SE, SH, MH sebagai anggota.

Gayus mengajak semua sivitas akademika termasuk yayasan dan jajaran pimpinan Unkris untuk bersama-sama memaksimalkan keberadaan gedung Unkris yang kembali ke Jakarta. Baginya, kembalinya Unkris ke Jakarta menjadi bagian penting dari catatan sejarah masa lalu sebagai satu dari lima perguruan tinggi tertua di Indonesia.

“Dahulu, Unkris merupakan perguruan tinggi dengan nama besar. Dan kini saatnya kita bekerja bersama untuk kembali meraih nama besar tersebut,” lanjutnya.

Gayus menyebut UNKRIS awalnya tidak didirikan oleh suatu Yayasan. Kampus ini baru dikelola oleh yayasan sejak tahun 1954 dengan terbentuknya Yayasan Universitas Krisnadwipayana yang disahkan dengan Akta Notaris Sie Kwan Djioe dengan Nomor 134 Tanggal 29 Januari 1954. Yayasan itu berdiri atas desakan Persatuan Mahasiswa Krisnadwipayana yang diketuai oleh Soeprabowo.

Lebih lanjut Gayus mengakui dalam perjalanan Unkris mencapai usia yang ke-67, banyak rintangan yang dihadapi termasuk konflik internal. Namun bersyukur, semua rintangan tersebut dapat diatasi dengan baik hingga pada akhirnya Unkris tetap berdiri tegak di tengah makin menjamurnya perguruan tinggi swasta di Indonesia.

“Konflik itu biasa terjadi, yang penting kita bisa menyikapi dengan bijak. Tentu makin tinggi pohon, makin kencang tiupan anginnya. Alhamdulillah, Unkris bisa melewati masa-masa yang sulit,” tambahnya.

Gayus juga mengaku sangat apresiatif dengan perkembangan Unkris saat ini, dimana tidak hanya dari segi sarana prasarana yang semakin lengkap. Tetapi juga jumlah mahasiswa yang terus bertambah secara signifikan.

Pemotongan tumpeng oleh Prof Dr Gayus Lumbuun

Bagi Gayus, bertambahnya jumlah mahasiswa menjadi indikator makin meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap insitusi ini. “Di bawah kepemimpinan Pak Ayub, jumlah mahasiswa baru tahun ini sudah mencapai di atas 1.400 orang. Ini luar biasa. Kita berharap tahun-tahun mendatang akan terus meningkat,” tukasnya.

Gayus yakin bahwa Unkris akan kembali berjaya. Kampus yang berdiri di atas lahan milik sendiri seluas 16 hektar di kawasan Jatiwaringin, Bekasi tersebut, memiliki potensi untuk menjadi perguruan tinggi unggulan tidak hanya untuk wilayah Jabodetabek tetapi juga tingkat nasional. Kuncinya adalah kerjasama semua pihak untuk saling mendukung bagi kemajuan Unkris.

Apalagi beberapa alumni Unkris telah berhasil menduduki posisi penting di negeri ini mulai dari ketua Mahkamah Agung, anggota legislative hingga menteri. Belum lagi mereka yang berkarier di lembaga-lembaga pemerintah dan sukses menjadi pengusaha. Ini menjadi bukti bahwa kualitas pengajaran di Unkris benar-benar bermutu.

Dalam kesempatan tersebut Gayus juga mengingatkan bahwa perubahan zaman tengah terjadi di depan mata. Era teknologi informasi yang berkembang sangat cepat menuntut adaptasi dari lembaga pendidikan termasuk Unkris.

Karena itu, Gayus berpesan agar Unkris terus berbenah diri. Kualitas menjadi kunci penting untuk menyikapi segala perubahan yang ada.

Sementara itu, Rektor Unkris Dr. Ir. Ayub Muktiono, M.SIP, CIQaR mengatakan saat ini Unkris memiliki 4 Fakultas yakni Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Administrasi, Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi. Jumlah mahasiswa aktif pada semester genap 2020 total lebih dari 10.000 orang dengan tenaga pengajar berjumlah 225 orang. Selain itu Unkris juga memiliki program Magister Managemen dan Magister Hukum.

Unkris lanjut Ayub, ditargetkan menjadi kampus unggulan pada 2025. Untuk mencapai target tersebut kini berbagai upaya terus dilakukan mulai dari meningkatkan mutu dan kualitas SDM, pembangunan sarana prasarana pendukung, pembangunan kampus yang representative, memperluas kemitraan dengan dunia usaha dunia industri (DUDI) hingga branding kampus melalui berbagai cara seperti channel Ibu Unkris, TV Unkris, podcast, dan media sosial lainnya.

Ayub berharap melalui branding yang dilakukan secara masif, ditambah peningkatan sarana dan prasarana, Unkris akan menjadi salah satu perguruan tinggi swasta pilihan utama masyarakat.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!