25.6 C
Jakarta

MPS PP Muhammadiyah dan PWM Suteng Gelar Pelatihan Psikososial

Baca Juga:

PALU, MENARA62.COMMajelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah (PPM) melalui Korps Relawan Muhammadiyah “KawanMu” MPS PPM, menyelenggarakan Pelatihan Psikososial. Pelatihan itu juga melibatkan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Tengah (Suteng). Saat yang bersamaan, juga digelar Konsolidasi Relawan Muhammadiyah. Kegiatan yang digelar di Gedung Rektorat Universitas Muhammadiyah Palu itu, berlangsung selama tiga hari terhitung dari tanggal 1-3 Februari 2019.

“Bagi setiap personil relawan KawanMu dibekali ilmu kebencanaan. Ilmu ini penting, guna adanya pemahaman dalam diri relawan, untuk diaplilasikan di area tugas pada daerah yang terkena bencana.Selain itu, relawan juga penting belajar memahami psikososial dalam penanggulangan bencana termasuk kelompok lansia. Hal ini dapat meminimalisir trauma dari dampak pasca bencana terjadi,” ujar Mulkus, ketua Panitia pelaksana pelatihan “KawanMu” Palu.

Pelatihan ini, diikuti sebanyak 56 orang peserta. Mereka berasal dari perwakilan pengurus Majelis Pelayanan Sosial tingkat, wilayah, daerah Palu, Sigi, Donggala, panti asuhan Muhammadiyah-Aisyiyah, aktivis Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), serta para pegiat pendamping anak, khususnya yang berpengalaman bekerja di Sulteng.

Mulkus mengatakan, tujuan pelatihan ini sebagai wadah konsolidasi relawan Muhammadiyah bidang sosial. Pelatihan ini penting untuk menguatkan program dan gerakan Kawanmu dalam merespon permasalahan sosial yang menjadi tugas MPS.

“Selain itu, juga untuk peningkatan kapasitas pengetahuan dan keterampilan relawan Muhammadiyah dalam melaksanakan tugas pendampingan psikososial dalam penanggulangan bencana, khususnya dan sebagai bagian dari OMOR. One Muhammadiyah One Respon,” ujar Suhendra yang mewakili MPS Pusat saat pembukaan.

OMOR ini merupakan sinergisitas antar majelis, lembaga, ortom di setiap level kepengurusan di Muhammadiyah.

Sementara dalam kesempatan yang sama, Hadi Soecipto, PWM Sulteng mengatakan, fungsi dukungan psikososial itu terjadi saat pra bencana, bencana dan pasca bencana. Pada pra bencana dengan meningkatkan ketangguhan psikologis masyarakat, setidaknya bisa membuat seseorang siap dalam pengurangan risiko menghadapi bencana.

Muhammadiyah selalu bekerja untuk negeri Indonesia yang kita cintai ini, dan bahkan sebelum negeri ini terbentuk, Muhammadiyah berperan dalam masalah keummatan dan kemanusian, serta kebangsaan,” ujarnya pada saat pembukaan yang dihadiri oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Palu, Dr Rajendra.

Rajendra pun menyambut baik dan mendukung kegiatan pelatihan yang digelar MPS PP Muhammadiyah ini.

Yocki, Fasilitator MDMC Pusat dalam pemaparannya mengatakan, untuk mendekati korban yang membutuhkan bantuan, perlu menyesuaikan dengan budaya lokal. “Bantu penyintas memenuhi kebutuhan dasarnya dengan memfasilitasi akses ke pelayanan bantuan yang tersedia, dan bantu penyintas mengatasi permasalah mereka,” ujarnya.

“Satu catatan adalah jika merasa bahwa diri kita belum memiliki keahlian penanggulangan bencana maka belajarlah. Jadilah Cahaya dari sebatang lilin agar kita bisa memberi titik cahaya, dan kita tidak akan marah dan keluar dari sisi kegelapan,” ujar Yocki dalam sesi diskusi.

Acara pelatihan ini, diisi oleh fasilitator dari MDMC Pusat, dan Save the Children Palu.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!