31.3 C
Jakarta

Pangkas Waktu Tunggu Bekerja, Mahasiswa Vokasi Didorong Mengikuti Program MSIB

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) yang tahun ini memasuki angkatan empat, terbukti berhasil mengakselerasi tingkat kebekerjaan lulusan. Mahasiswa vokasi yang mengikuti program MSIB rata-rata memiliki waktu tunggu untuk bekerja hanya satu bulan.

Untuk itu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mendorong para mahasiswa vokasi untuk mengikuti program MSIB angkatan keempat yang akan segera dimulai pada Februari 2023.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa program MSIB dirancang untuk menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, berdaya saing global, kompeten baik hard skills maupun soft skills.

“Program MSIB merupakan upaya kami (Kemendikbudristek) untuk mendorong perguruan tinggi agar senantiasa berkolaborasi dan bersinergi dengan industri dan mitra,” ujar Kiki saat Sosialisasi Partisipasi Perguruan Tinggi Vokasi dalam Program Flagship MSIB Angkatan 4 melalui kanal Youtube Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, pada Rabu (18/1).

Dalam perjalanannya, MSIB terbukti memberikan dampak positif, di mana para mahasiswa yang mengikuti MSIB memiliki waktu tunggu yang lebih cepat mendapatkan pekerjaan serta gaji yang lebih tinggi.

Dirjen Kiki menjelaskan, berdasarkan hasil evaluasi tim MSIB, mahasiswa yang baru lulus rata-rata memiliki waktu tunggu untuk bekerja sekitar empat bulan. Sementara untuk besaran gaji, gaji yang diterima umumnya sekitar 0,72 kali Upah Minimum Provinsi (UMP).

“Para alumni program MSIB selain lebih cepat mendapatkan pekerjaan, mereka juga memperoleh gaji yang lebih tinggi, yakni 1,78 kali UMP,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Dirjen Kiki meminta para pimpinan perguruan tinggi serta dosen untuk mendukung dan mengizinkan para mahasiswanya memanfaatkan dan mengikuti program MSIB angkatan keempat ini. “Apalagi, bagi mahasiswa vokasi, magang merupakan hal wajib. Melalui program MSIB, mahasiswa akan mendapatkan kesempatan magang di industri-industri dan mitra-mitra yang sudah dikurasi,” ujarnya.

Menurut Kiki, dukungan perguruan tinggi, para dosen, dan kepala program studi sangat diperlukan oleh para mahasiswa agar mereka berani dan lebih percaya diri untuk mengikuti program MSIB. Dukungan kampus utamanya adalah terkait dengan konversi SKS bagi para mahasiswa yang kerap menjadi kendala bagi mahasiswa. “Masih banyak perguruan tinggi yang belum mengonversikan program MSIB mahasiswa ke dalam 20 SKS dengan berbagai alasan,” ungkapnya.

Senada dengan itu, Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja mengatakan, melalui program MSIB, para mahasiswa bisa berinteraksi langsung dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), serta merasakan atmosfer industri dan berbagai hal yang tidak didapatkan di kampus. “Mereka akan lebih percaya diri saat wawancara kerja dan membuat peluang bekerja mereka menjadi lebih tinggi,” kata Beny dalam kegiatan sosialisasi yang sama.

Selain mampu mengakselerasi kebekerjaan para lulusan, lanjut Beny, program MSIB juga memberikan dampak pada positif terhadap perguruan tinggi, utamanya dalam pencapaian indikator kinerja utama (IKU) perguruan tinggi negeri. Selain itu, kebekerjaan lulusan juga akan memberikan citra positif kepada masyarakat dan industri mitra.

“Kami berharap pihak kampus berani menyesuaikan kurikulum di kampus dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka agar mahasiswa bisa mengikuti program MSIB,” tuturnya.

Sementara itu, Ketua Program MSIB, Wachyu Hadi Haji, mengatakan bahwa dengan melihat ketimpangan ketersediaan lapangan kerja saat ini, keikutsertaan mahasiswa dalam program MSIB akan membantu mahasiswa memperoleh pekerjaan. “Banyak alumni MSIB yang langsung direkrut oleh perusahaan tempat mereka melakukan magang atau studi independen,” tutur Wachyu.

Tidak hanya itu, lanjut Wachyu, saat ini beberapa perusahaan mulai mencantumkan keikutsertaan calon pekerja dalam program-program magang Kemendikbudristek sebagai persyaratan saat penerimaan karyawan baru. Artinya, mahasiswa yang pernah mengikuti program-program magang seperti MSIB lebih berpeluang untuk diterima bekerja.

Oleh karena itulah, sebagai ketua tim pelaksanaan program MSIB, Wachyu mendorong agar mahasiswa vokasi bisa ikut program MSIB. “Tantangan pekerjaan di masa depan akan sangat tinggi. Program ini tentunya dapat menjadi pengalaman yang sangat berharga untuk persiapan karier mahasiswa di masa depan,” kata Wachyu.

Sebagai informasi, MSIB merupakan salah satu program Kampus Merdeka yang dirancang untuk memastikan mahasiswa mendapatkan keterampilan dan kompetensi utama, terbaik, dan terkini untuk menghadapi dunia masa depan. Mahasiswa mendapat pengalaman belajar di luar kampus selama lebih dari 16 hingga 24 minggu dengan mengonversi SKS mata kuliah yang diambil.

Selain itu, MSIB juga menjadi program yang menarik bagi perguruan tinggi vokasi karena partisipasi mahasiswa vokasi dalam MSIB terus meningkat dalam setiap angkatannya. Pada angkatan pertama mahasiswa vokasi yang mengikuti program MSIB sebanyak 780, angkatan kedua sebanyak 1.838 mahasiswa, dan angkatan ketiga terdapat 2.452 mahasiswa. “Pada angkatan keempat ini, kami targetkan keikutsertaan mahasiswa vokasi sebanyak 3.500 mahasiswa,” ucap Wachyu.

Saat ini, proses pendaftaran MSIB angkatan keempat sedang berlangsung dan sudah ada 38.000 mahasiswa dari 700 perguruan tinggi di seluruh Indonesia yang telah mendaftar di 133 mitra. Pendaftaran MSIB bagi mahasiswa vokasi akan dibuka hingga 27 Januari 2023 mendatang dan pelaksanaan program akan dimulai pada pekan kedua Februari 2023.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!