WATES, MENARA62.COM — Ketua panitia khusus (Pansus) pembahas Pokok-pokok Pikiran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istiemewa Yogyakarta (DIY), Priyo Santoso SH mengharapkan ada subsidi bagi petani untuk membayar premi asuransi komoditas pertanian. Menyusul terjadinya anomali iklim yang kemungkinan besar bisa menyebabkan kegagalan panen.
Priyo Santoso mengemukakan hal tersebut seusai melakukan rapat koordinasi dengan jajaran Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kulonprogo di Wates, Kamis (12/1/2017). Ia juga mendorong agar petani mengikuti asuransi, sehingga dapat meringankan risiko petani bila terjadi gagal panen akibat bencana alam.
“Anomali iklim telah menyebabkan terjadinya beberapa kali banjir di wilayah Kulonprogo dan mengakibatkan gagal panen untuk tanaman melon, cabai merah, bawang merah dan padi. Sehingga petani mengalami kerugian hingga miliaran rupiah,” tandas Priyo.
Dijelaskan Priyo, sebenarnya premi asuransi yang dibayarkan petani relatif terjangkau karena Pemerintah Pusat sudah memberikan subsidi. Ia mengharapkan Pemkab juga mengimbangi dengan mengangggarkan melalui APBD.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Ir Bambang Tri Budi Harsono menyampaikan, keikutsertaan petani Kulonprogo dalam asuransi pertanian masih relatif kecil. Dari luasan lahan 10 ribu hektare lebih yang ikut asuransi baru 2.990 hektare.
Premi yang harus dibayar, kata Bambang, sebesar Rp 180 ribu per musim per hektare. Pemerintah pusat telah memberikan subsidi sebesar Rp 144 ribu, sehingga yang dibayarkan petani hanya sebesar Rp 36 ribu. “Kalau terjadi puso, petani mendapat asuransi sebesar Rp 6 juta,” kata Bambang.
Selama tahun 2016, kata Bambang, di Kulonprogo terjadi tiga kali banjir yang menyebabkan gagal panen. Ada empat jenis komoditas yang mengalami gagal panen yaitu melon seluas 509 hektare, cabe merah 209 hektare, bawang merah 110 hektare, dan tanaman padi lebih dari 1.000 hektare.
“Meskipun untuk tanaman padi tidak seluruhnya mengalami puso namun telah mengakibatkan penurunan kualitas tanaman yang menyebabkan hasil panen kurang baik. Selain itu, banyak petani yang harus melakukan tanam ulang sehingga biaya produksi bertambah besar,” ujarnya.
Sementara Wakil Ketua Pansus, Hamam Cahyadi ST minta agar DPP lebih gencar menyosialisasikan program asuransi kepada petani agar peserta lebih banyak lagi. Program asuransi dapat mengurangi kerugian petani bila terjadi gagal panen.
“Kami akan mendorong agar Pemkab bisa menganggarkan subsidi. Nominalnya cukup murah karena pemerintah pusat sudah memberikan subsidi cukup besar. Dan yang jelas akan sangat membantu petani bila mengalami puso,” kata Hamam.