MANOKWARI, MENARA62.COM — “Pendidikan Muhammadiyah menjunjung toleransi dan keberagaman, ini dibuktikan pada amal usaha pendidikan Muammadiyah terutama di Indonesia Bagian Timur yang siswanya didominasi oleh umat nonmuslim,” ujar Sekretaris Majelis Dikdasmen H.R. Alpha Amirrachman, M.Phil., Ph.D. ketika memberikan kuliah umum di depan mahasiswa calon guru pada Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Manokwari, Papua Barat, (19/10/2018).
Delapan puluh persen dari total 1200 mahasiswa STKIP Muhammadiyah Manokwari adalah umat Kristiani.
Alpha memberikan apresiasi kepada para mahasiswa yang telah memutuskan untuk menjadi calon guru dan belajar di STKIP Muhammadiyah Manokwari.
“Guru adalah ujung tombak pendidikan. Kalau kurikulum kita tidak bagus, namun guru kita kompeten, profesional dan mencintai pekerjaannya, maka sangat mungkin proses pedagogi yang diharapkan akan berlangsung sesuai harapan. Sebaliknya jika kurikulum kita canggih, namun guru kita tidak kompeten dan tidak mencintai pekerjaannya, maka jangan harap proses belajar-mengajar akan berjalan sebagaimana semestinya,” ujar Alpha.
Alpha menambahkan bahwa Majelis Dikdasmen PP Muhammadiyah sangat berkepentingan agar Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) betul-betul mencetak guru yang memang kompeten dan profesional. Ia juga mengingatkan agar mahasiswa calon guru sejak awal diperkenalkan pada High Order Thinking Skills (HOTS) atau Berpikir Aras Tinggi.
“Bukan hanya level 1 (remembering), level 2 (understanding) dan level 3 (applying), tapi juga harus menjangkau level 4 (analyzing), level 5 (evaluating) dan level 6 (creating),” ujar Alpha.
Ketua STKIP Muhammadiyah Manokwari Dra. Hj. Hawa Hasan, M.Pd., menjelaskan bahwa kehidupan mahasiswa sangat dinamis dan toleran walaupun mereka berbeda agama.
“Sebagian juga mengikuti kegiatan kemahasiswaan yang khas Muhammadiyah seperti Ikatan Mahassiwa Muhamamdiyah (IMM) dan Tapak Suci agar mereka menjadi mahasiswa berjiwa pemimpin, berkarakter, sehat dan terampil,” ujar Hawa. **