27.3 C
Jakarta

Pendidikan Vokasi Cetak SDM Terampil Berkualitas

Baca Juga:

SURABAYA, MENARA62.COM–  Pendidikan vokasi merupakan salah satu tulang punggung dalam mencetak sumber daya manusia terampil dan berkualitas yang sangat dibutuhkan dunia industri. Karena itu Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi berupaya merancang berbagai kebijakan revitalisasi pendidikan vokasi untuk menyelaraskan kurikulum pendidikan vokasi agar sesuai dengan kebutuhan industri dan tantangan Revolusi Industri 4.0.

“Pendidikan Vokasi diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki berbagai sertifikat kompetensi,” kata Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti, Patdono Suwignjo dalam siaran persnya, Rabu (19/12).

Menurutnya pendidikan vokasi di Indonesia memiliki tiga tantangan yang harus diselesaikan. Pertama yaitu ‘Mindset’ masyarakat yang belum menempatkan pendidikan vokasi sebagai prioritas utama dalam melanjutkan pendidikan.

Baca juga:

Kedua yaitu belum optimalnya keterlibatan dunia industri dalam pengembangan pendidikan vokasi. Ketiga, perguruan tinggi swasta belum mau membuat politeknik, sehingga jumlah pendidikan vokasi masih terbatas dan didominasi dari perguruan tinggi negeri.

“Selama ini para orang tua lebih memilih menyekolahkan anaknya ke universitas dibanding politeknik. Kita perlu menyadarkan masyarakat agar mau sekolah vokasi. Kita perlu buat politeknik menjadi pilihan yang menarik,” ujar Patdono Suwignjo.

Diakui saat ini, politeknik hanya ada 5,4% dari perguruan tinggi di Indonesia. Sementara data BPS menyebutkan bahwa lulusan universitas yang menganggur bertambah 10%, sedangkan lulusan pendidikan vokasi berkurang 30%.

Patdono juga menekankan perlunya mengubah kurikulum pada pendidikan vokasi yang lebih mengacu pada industri. Kurikulum tersebut, menurutnya perlu mengacu pada kurikulum vokasi di Jerman yang mengaplikasikan dual system, yakni 50% pembelajaran di perguruan tinggi dan 50% praktik di industri.

Pendidikan vokasi diyakini dapat meningkatkan daya saing masyarakat Indonesia di dunia kerja. Jika pendidikan di universitas melahirkan akademisi berijazah, maka pendidikan vokasi melahirkan tenaga terampil bersertifikat yang sudah tentu juga memiliki ijazah. Hal inilah yang menjadi nilai tambah yang dibutuhkan oleh industri.

“Pendidikan vokasi seperti politeknik tidak hanya memberikan ijazah karena ijazah kurang laku untuk digunakan melamar pekerjaan di industri, (sedangkan) yang laku adalah sertifikat kompetensi yang dikeluarkan dari lembaga kredibel,” tuturnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!