Alhamdulillah, saat ini kita sudah berada di penghujung tahun 2020. Tidak lama lagi kita akan memasuki tahun baru 2021. Karunia nikmat yang sangat besar ini hendaknya kita syukuri dengan melakukan refleksi, koreksi serta introspeksi diri atas segala yang telah kita kerjakan pada tahun yang lalu.
Apakah nilai-nilai kebaikan yang kita lakukan lebih banyak dari catatan kejahatan kita? Ataukah justru sebaliknya, nilai-nilai kejahatan kita jauh melebihi catatan kebaikan yang kita kerjakan?
Pertanyaan inilah yang seharusnya muncul di benak kita begitu kita hendak memasuki tahun baru. Memulai langkah baru di tahun baru nanti dengan muhasabah, perhitungan atas segala kebaikan dan keburukan kita di masa lalu, insya Allah akan menjadikan kita manusia-manusia yang arif, yang sadar akan eksistensi kita sebagai makhluk Allah di muka bumi ini.
Tahun baru merupakan starting point, titik tolak bagi peningkatan kualitas individu maupun masyarakat, sebuah momentum untuk meningkatkan amal shaleh kita, sehingga kehidupan kita akan jauh lebih bermakna, baik bagi diri kita sendiri,maupun bagi orang lain di sekitar kita.
Pada umumnya, kita sering melupakan berbagai macam nikmat yang telah Allah berikan kepada kita. Kita terlena dan terbuai oleh nafsu. Kita sering mengabaikan rasa syukur kepada Dzat yang telah memberi nikmat, yakni Allah SWT. Padahal, kalau kita sadari, berbagai nikmat Allah itu bisa saja hilang dalam sekejap meninggalkan kehidupan kita.
Kematian bisa saja datang menjemput di saat kita sedang menikmati puncak kesuksesan. Tubuh kita yang segar bugar bisa mendadak sakit. Wajah kita yang tampan dan cantik bisa mendadak rusak karena kecelakaan, misalnya, dan masih banyak lagi kemungkinan terburuk yang tidak pernah kita sangka sebelumnya.
Maka tepatlah jika Rasulullah SAW berpesan kepada kita untuk mengingat lima hal, sebelum datang lima yang lainnya. Rasulullah SAW bersabda: “Ingatlah lima perkara, sebelum datang lima perkara. Hidupmu sebelum matimu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan sempatmu sebelum sempitmu.”
Dari keterangan hadis di atas, jelaslah bahwa Rasulullah SAW sangat menekankan pentingnya manajemen waktu. Satu desah nafas kita saat menjalani waktu demi waktu, merupakan langkah menuju kubur.
Alangkah ruginya kita di saat menjalani sesuatu yang berharga kemudian kita sia-siakan. Orang yang bodoh adalah jika diberikan modal, maka modalnya dihamburkan dengan sia-sia. Begitu juga kita, jika sudah diberi modal waktu, kemudian waktunya kita hambur-hamburkan maka kita termasuk orang yang bodoh.
Tahun baru adalah lembaran baru kehidupan kita. Seperti halnya lembaran kertas yang masih bersih. Terserah kepada kita, apakah kita akan mengisinya dengan catatan hitam ataukah mengukirnya dengan tinta emas, semua tergantung pada diri kita sendiri.
Rasulullah SAW. menegaskan,”Sebaik-baik manusia adalah orang yang diberi umur panjang dan baik amalnya, dan seburuk-buruk manusia adalah orang yang diberi umur panjang dan buruk amalanya.” (HR. Ahmad)
Untuk itu, marilah di penghujung tahun 2020 ini kita mengintrospeksi diri, untuk selanjutnya kita langkahkan kaki menapaki kehidupan baru nanti penuh dengan nilai-nilai kebaikan.
Sebisa mungkin kita hindari segala bentuk kejahatan yang justru akan menyengsarakan diri kita sendiri maupun orang lain. Semoga tahun baru nanti membawa kita pada kehidupan yang lebih baik dan lebih bermakna. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Ruang Inspirasi Kamis, 31 Desember 2020.