33.5 C
Jakarta

Rembulan di Atas Bukit Pajangan (bagian ke-18 )

Baca Juga:

Belajar dari Keteguhan Nanda

Beberapa hari Nanda dan keluarganya tinggal di rumah kami. Tepatnya 3 hari. Sambil menunggu jadwal ulang pendaftaran di pondok. Tiga hari di Yogyakarta, tepatnya di Sleman, di rumah kami, saya ajak ke beberapa daerah wisata yang ada semampu kami. Diantaranya ke Malioboro, Keraton, Prambanan. Dari ceritanya, saya atau kami melihat ada aroma kegembiraan di rona wajah orang tua Nanda. Karena merasa belum pernah ke tempat-tempat yang di kunjungi tadi. Bengkulu-Yogyakarta, pikir saya cukup jauh untuk sebuah perjalanan. Menjadi dekat karena sarana transportasi, pesawat. Tapi jika ditempuh jalan darat cukup jauh.

Yang membuat saya bertanya-tanya dalam hati. Apa yang menyebabkan keluarga ini, atau orang tua Nanda “tega” menyekolahkan atau tepatnya memondokkannya untuk banyak belajar agama. Sementara usia Nanda, masih relatif kecil. Usia 12-an tahun. Seusia Rohman memang. Kalau kami, jaraknya dengan pondok relatif dekat. Misal ada keperluan mendadak, bisa ditempuh dengan jalan darat tidak sampai satu jam. Bahkan kalau agak ngebut 45 menit sampai. Lha ini, Bengkulu, jauh. Biaya juga relatif mahal. Tapi keduanya seolah sepakat untuk mengantar anak-nya ke Pajangan Bantul untuk menuntut ilmu. Terlebih ilmu agama.

“Mohon maaf, boleh tahu alasan Mas, memondokkan Nanda jauh-jauh dari Bengkulu,” tanya saya pada satu pagi, usai sarapan.
“Saya ingin Nanda jadi anak berguna. Tidak hanya untuk dirinya sendiri tapi juga untuk keluarganya. Dan agama menjadi modal utama. Maka meski jauh, kami mantapkan hati untuk sekolahkan atau pondokan. Ini sebenarnya pilihan ke dua, mas? ” jawab-nya.
“Maksudnya pilihan kedua, mas?”
“Pernah mendaftar, di Pondok Bantul Utara, pendaftarnya banyak sekali, anak saya, Nanda tidak diterima. Akhirnya saya mencari pondok yang ada di Bantul ini juga, akhirnya saya browsing, berselancar, akhirnya dapat di pondok ini, ketemua dengan Rohman,” jelasnya.
“Tapi kan cukup jauh, mas?” tanyaku
“Jarak masih bisa ditempuh, mas. Yang penting anak saya tahu agama dari kecil. Kalau soal rindu, kangen, tentu akan mengganggu. Namun Insya Allah semua dapat diatasi dengan tekhnologi dan kita minta pertolongan kepada Allah,” jawabnya sambil makan singkong goreng dari kami……….(bersambung)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!