JAKARTA, MENARA62.COM– Satu trayek tol laut, yaitu Trayek 9 diserahkan kepada PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni). Trayek tersebut awalnya dilelangkan kepada swasta.
Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Kementerian Perhubungan Bay M Hasani menjelaskan penugasan tersebut karena dari tujuh trayek yang dilelangkan ke swasta, hanya satu yang masih tersisa.
“Diberikan ke Pelni karena tinggal beberapa bulan lagi, kalau diperintahkan Pelni harus mau,” katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu (16/8).
Enam trayek yang dijalankan swasta di antaranya T-1 dan T-2 oleh PT Mentari Sejati Perkasa, T-4 oleh PT Temas, T-7 oleh Mandala Sejahtera Abadi, T-8 Luas Line, dan T10 Mentari Sejati Perkasa.
Kontrak telah dilakukan kepada pemenang lelang pada 28 Februari 2017 dengan total subsidi Rp128 miliar.
Sementara itu, Pelni mengoperasikan tujuh trayek, di antaranya T-3,T-5,T-6,T-9,T-11 dan T-13 dengan total subsidi Rp226 miliar.
Bay menuturkan selama ini trayek tol laut yang dioperasikan oleh swasta tingkat keterisiannya semakin tinggi, yaitu dari kapasitas 115 TEUs bisa meningkat hingga 135 TEUs.
“Tapi tarifnya tetap sesuai dengan tarif tol laut, enggak boleh tarifnya suka-suka di situ lah benefitnya. Kalau subsidi kita membengkak karena yang kita subsidi bukan cuma barangnya, bongkar muatnya juga,” katanya.
Dihubungi terpisah, Manajer Humas dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pelni Akhmad Sujadi mengatakan Trayek 9 mulai dioperasikan pada 18 Agustus 2017.
T-9 melayani dari Tanjung Perak, Surabaya ke Kisar-Namrole-Kisar-Tanjung Perak dengan menggunakan KM. Caraka Jaya Niaga (CJN III-22) dengan kapasitas 115 kontainer.
Sujadi menambahkan Rute ke Pulau Kisar yang merupakan pulau terdepan Indonesia di bagian Selatan dan berbatasan langsung dengan Timor Leste memiliki arti penting dalam memenuhi kebutuhan bahan pokok, barang penting untuk keperluan konsumsi dan pembangunan.
Menurut dia, kehadiran Tol Laut ke Kisar yang termasuk wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya, Provinsi Maluku dapat menggerakkan perekonomian di wilayah terluar, tertinggal dan terdepan (3T).
Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) merupakan kabupaten baru hasil pemekaran dari Kabupaten Maluku Tenggara.
Kisar dan Namrole merupakan dua pulau di Provinsi Maluku. Kisar dekat dengan Kupang dan Timor Leste Sedangkan Namrole lebih dekat ke Ambon.
“Kisar tidak menghasilkan padi, sayur mayur dan aneka kebutuhan pokok. Kehadiran Tol Laut disambut gembira warga Kisar yang selama ini harus barter kebutuhan pokok dengan warga Timor Leste,” katanya.
“Dengan penambahan 1 trayek, maka PELNI menjalani 7 trayek dari 13 trayek yang disiapkan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan,” kata Sujadi.
PT Pelni telah mendapat surat penugasan penyelenggaraan pelayanan publik untuk angkutan barang di laut tahun 2017 dari pemerintah.
“Kami mendapatkan penugasan melalui surat Dirjen Perhubungan laut Nomor. PR.101/III/15/OA-2-17 tanggal 25 Juli 2017 trayek T-9 dari Tanjung Perak-Kisar (896 mile) Namrole-Kisar (308 mile) dan Kisar-Tanjung Perak (896 mile),” katanya.
Pelayaran perdana Treyek T-9 dengan KM. CJN III-22 dari Surabaya membawa 15 kontainer, lima kontainer untuk Kisar dan 10 kontainer untuk Namrole.
“Untuk muatan balik ada 15 kontainer berisi kopra ke Surabaya. Ini tentu membuktikan kapal Tol Laut dapat menggerakkan ekononi wilayah. Sebelumnya kopra sulit dipasarkan karena ongkos angkutnya tinggi,” kata Sujadi.
Kapal Tol Laut sebagai pensuplai sembilan bahan pokok langsung dari daerah produksi ke pulau terluar secara terjadwal dan rutin, sehingga dapat memangkas disparitas harga. Dengan kehadiran Tol Laut di Kisar dan Namrole akan membantu suplai, sehingga ketersediaan bahan pokok dengan harga terjangkau tercukupi.
Tol Laut diharapkan memangkas rantai pasok dengan distribusi barang secara langsung dari daerah produsen serta membantu memasarkan hasil alam dari dan ke Jawa, termasuk di pulau-pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
