28.6 C
Jakarta

Sekolah Lima Hari, PGRI Minta Siswa Jangan Dikorbankan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Apapun keputusan pemerintah terkait pelaksanaan sekolah lima hari, Ketua Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengingatkan agar siswa tidak dikorbankan. Perseteruan tidak perlu dibesar-besarkan karena segala kebijakan pasti ada sisi positif maupun negatifnya.

“Sekolah yang sudah siap melaksanakan sekolah lima hari silakan saja. Tapi yang belum siap ya jangan dipaksakan. Siswa jangan dikorbankan,” kata Unifah saat beraudiensi dengan Mendikbud Muhadjir Efendy, Selasa (20/6).

Diakui ‘keributan’ sekolah lima hari ini sebenarnya memberikan hikmah yang besar bagi dunia pendidikan. Karena PP no 19 tahun 2017 yang kemudian akan dinaikkan menjadi Perpres ini, berupaya menghilangkan sekat antara pendidikan yang diselenggarakan oleh Kemendikbud dengan pendidikan yang selama ini berada dibawah Kemenag.

“Kemedikbud ada perhatian dengan pendidikan agama, ini yg penting karena selama ini jalan sendiri-sendiri. Kemendikbud bisa menyeelaraskan dengan Kemenag agar pendidikan karakter bisa masuk  ke madrasah diniaya,” lanjut Unifah.

Ia juga mengingatkan agar persoalan aturan ini bisa diselesaikan dengan duduk bersama antar instansi terkait termasuk Pemda dan organisasi profesi. Memecahkan persoalan pendidikan karakter melalui lembaga pendidikan dan tidak digiring ke isu yang lainnya.

Unifah juga menghimbau agar penerapan sekolah lima hari dilakukan secara bertahap. Karena ada banyak sekolah maupun daerah yang sudah siap tetapi sebaliknya ada juga yang belum siap. Sebab itu, koordinasi antar instansi amat penting terutama Pemda yang memiliki sekolah.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!