28.1 C
Jakarta

Sekolah Siap Dibuka, Kota Bogor Intensifkan Sosialisasi kepada Siswa dan Orangtua

Baca Juga:

BOGOR, MENARA62.COM – Kota Bogor siap membuka pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Juli 2021. Berbagai persiapan telah dilakukan Dinas Pendidikan Kota Bogor mulai dari ketersediaan infrastruktur protokol kesehatan di sekolah, guru-guru hingga sosialisasi kepada orangtua dan siswa.

“Intinya kami siap mengimplementasikan SKB 4 menteri pada Juli 2021. Persiapan sudah dan akan terus kita lakukan. Tentu dengan tetap memantau perkembangan kasus Covid-19 di lapangan,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi pada kegiatan Dialog Fortadikbud bertema Persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas, Sabtu (17/4/2021).

Menurut Hanafi, hampir semua siswa sudah merindukan bisa kembali sekolah seperti biasa. Mereka sudah jenuh dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ) seperti yang telah dijalani dalam setahun terakhir ini.

Hanafi mengakui kejenuhan siswa termasuk orangtua sangat dipahami. Selain bosan terus berada di rumah, siswa kangen dengan suasana di sekolah terutama antar teman. Mereka sebagian besar juga belum terbiasa belajar dengan sistem pembelajaran jarak jauh.

Meski sudah ada angin segar untuk dibukanya kembali sekolah melalui SKB 4 menteri, Dinas Kota Bogor juga melakukan polling terhadap siswa dan orangtua. Polling tersebut intinya melihat sejauh mana kesiapan orangtua melepas anaknya untuk kembali ke sekolah di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda ini.

“Banyak sekolah yang membuat polling mandiri. Misalnya saja SMP Negeri 1 Kota Bogor,” lanjut Hanafi.

Hasil polling yang digelar SMP N 1 Kota Bogor, pada akhir tahun 2020 menunjukkan 65 persen orangtua keberatan anaknya belajar tatap muka. Tetapi polling terakhir yang dilakukan 2021 ini menunjukkan 90 persen orangtua menghendaki sekolah kembali dibuka.

“Hanya 10 persen orangtua yang masih keberatan. Mereka yang keberatan sekolah dibuka beralasan  takut, ada juga yang trauma setelah anggota keluarga ada yang meninggal karena Covid-19. Jadi kita memahami kehati-hatian orangtua,” kata Hanafi.

Diakui Hanafi, besarnya keinginan orangtua terhadap rencana PTM terbatas didorong oleh beberapa faktor. Selain anak sudah jenuh, banyak orangtua yang sudah kembali bekerja normal. “Ada juga orangtua yang khawatir anak kecanduan game yang bisa diakses bebas saat mereka PJJ,” tambah Hanafi.

Lebih lanjut Hanafi mengakui untuk mengimplementasikan SKB 4 menteri terkait PTM terbatas, sebenarnya tidak terlalu sulit.  Karena infrastruktur prokes di sekolah sudah dibangun, anak sudah terbiasa menggunakan masker dan mencuci tangan dengan sabun. Tetapi untuk komponen menjaga jarak, pihaknya masih mencari formula yang tepat agar anak tetap disiplin jaga jarak selama di sekolah.

“Kami meminta guru-guru untuk siaga di sekolah sebelum siswa datang. Ingatkan siswa untuk tetap jaga jarak dan ingatkan siswa untuk segera pulang begitu pembelajaran telah usai,” sambungnya.

Selain itu program vaksinasi bagi guru dan tenaga pendidik di Kota Bogor juga sudah menjangkau sebagian besar guru di Kota Bogor. Tercatat 7.551 guru telah mengikuti vaksinasi dan hanya 1.700 guru yang belum divaksinasi dengan berbagai alasan dan kendala.

Dengan adanya SKB 4 menteri, maka Kota Bogor akan memberlakukan model pendidikan blended learning. Sebagian pembelajaran dilakukan melalui luring atau tatap muka langsung tetapi di sisi lain, pembelajaran daring juga akan tetap dilanjutkan. Siswa masuk ke sekolah secara bergantian dengan waktu pertemuan yang dibatasi.

“Kami terus lakukan sosialisasi terkait pembukaan sekolah secara terbatas ini kepada siswa dan orangtua,” tukas Hanafi.

Di tempat yang sama Wakasek SMPN 1 Kota Bogor, Muhammad Lukman mengatakan menjelang diberlakukannya PTM terbatas, SMP N 1 Kota Bogor telah melakukan sosialisasi kepada siswa dan orangtua. Sosialisasi antara lain dilakukan melalui tayangan video yang disebarkan di group media sosial orangtua dan siswa.

“Siswa dan orangtua sebagian besar sudah paham apa yang harus dipatuhi saat siswa kembali ke sekolah,” kata Lukman.

Hal-hal yang harus disiapkan siswa dan orangtua misalnya terkait kendaraan antar jemput siswa yang harus dilakukan oleh orangtua sendiri (bukan ojek online atau angkutan umum), kesediaan orangtua menyediakan masker standar, handsanitizer, bekal makanan dan minuman.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!