33 C
Jakarta

Senyuman Bagian Imun di Masa Pandemi

Baca Juga:

Bonni Febrian
Bonni Febrianhttp://menara62.com
Belajar istiqomah dan lebih bermanfaat

Oleh :
Machnun Uzni, Founder Sahabat Misykat Indonesia


Beberapa hari yang lalu sehabis subuh saya mendapatkan pesan singkat dari direktur Rumah Sakit Atma Husada Samarinda, dr. H. Jaya Mu‘alimin SpKJ. MARS. “ Ayoo gerakan senyum nasional agar kita tetap gembira sehat dan imun tetap kuat.” Saya pun membalas, “Siap, sedikit diberi narasi bisa jadi bahan berita media online dok hehe.”

Tak selang lama beliau pun melanjutkan pesannya sebagai berikut :
Senyum ternyata kondisi puncak seseorang bahagia dunia akhirat, apalagi senyum yang tidak dipaksakan, senyum dari lubuk paling dalam.

Senyum yang dipaksakan saja menyebabkan hormonal oksitosin dan neurotransitter serotonin meningkat (ini kimia tubuh yang bertangung jawab untuk bahagia), apalagi bila disertai dengan bahagianya saudara disekelilingnya.

Rasa kebersamaan akan menumbuhkan ikatan cinta dan persaudaraan. Maka Rasul SAW., berkata:” Tabassumuka Fii Wajhi Akhiika, Senyummu di hadapan saudaramu adalah bernilai sedekah bagimu” (Hadits riwayat Tirmidzi, red)

Senyumanmu kepada saudaramu adalah sedekah, disaat pandemi ini masyarakat diliputi kepanikan yang luarbiasa, kebingungan karena banyak saudara, teman, kolega menghadapi berbagai macam musibah, maka senyuman sedikit, 5 cm kiri dan kanan ( 2 cm kiri – kanan, 1cm atas bawah) , memaksa otak dan hati melakukan natural healing, ayooo mas dicoba.
***
Sebuah sapaan istimewa dan hangat di pagi hari, menjadi sebuah nutrisi jiwa yang murah, mudah dan berfaedah.



Dan saya pun meneruskan tips dr. Jaya ini ke beberapa group WA dengan tambahan kita lebih setahun telah kehilangan senyuman untuk dinikmati saudara atau sahabat kita karena bermasker tiap bertemu. Sejenak buka masker dan tersenyum yang paling indah, foto dan kirimkan.

Beragam tanggapan, antusiasme mengirim foto dengan senyuman cukup tinggi, bahkan foto keluarga lama pun ada yang mengirimkan.

Ketika saya mintakan pendapat psikolog Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) Ruhui Rahayu Propinsi Kalimantan Timur, Siti Mahmudah Indah Kurniawati, S.Psi., Psikolog makin menambah keyakinaan saya bahwa senyum itu salahsatu imun dalam masa pandemi.

Ungkapnya, “ Ketika kita mampu tersenyum, sejatinya kita sudah berhasil menerima kondisi apapun yang terjadi dalam diri kita. Dan membuat tubuh melepaskan hormon endorfin yang mampu mengurangi dan menyingkirkan hormon stress. Efek positifnya yang muncul dalam diri adalah adanya rasa bahagia di hati, membuat pikiran positif, lebih percaya diri ketika bergaul krn org tidak menjauh dan cenderung welcome, lalu akan tampil awet muda, meningkatkan sistem kekebalan tubuh.”
****
Dimasa pandemi yang belum jelas kapan teratasi ini tersenyum harusnya kembali menjadi tradisi. Disamping memancarkan bahagia diri, tentu akan menjadi motivasi yang lain bangkit ketika kesedihan dan ujian menghampiri.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!