30.4 C
Jakarta

UM Surabaya Creative Space : Hadirkan 5 Co-Working Space

Baca Juga:

SURABAYA, MENARA62.COM — Untuk merespon perubahan masyarakat global, yang ditandai dengan revolusi industri 4.0, Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya hadirkan 5 co-working space di kampusnya.

Langkah ini sebagai salah satu jawaban untuk merespon semakin massif dan berkembangnya teknologi dalam sendi-sendi kehidupan, termasuk di dunia bisnis, budaya kerja, dan berbagai macam aktivitas manusia lainnya. Inilah yang menjadi pembeda dibanding era sebelumnya.

Sebagai kampus yang terbuka dalam berbagai macam perkembangan zaman, UM Surabaya merespon revolusi industri 4.0 dengan mendirikan UMSurabaya Creative Space (UCS). UCS adalah Co-Working Space. Sebuah tempat dimana para individu – individu yang memiliki latar disiplin ilmu, hobi dan jenis bisnis bisa berkolaborasi. Asal dari definisi coworking space itu sendiri adalah berasal dari kata ‘Coworking’ yang bisa diartikan kerja sama atau berkolaborasi.

UCS di UM Surabaya terbagi di berbagai macam titik, yaitu: Co millenial : Design and Audio-Visual Space yang berada di Gedung G Lantai-4, Litterate : Coffee and Bookstore di Gedung F-Dasar, Asian Corner di Perpustakaan UM Surabaya, Technopreuner Space di rooftop At-Tauhid Tower Lt.4. Semua Co-working space tersebut didesain dengan gambar dan ornamen yang futuristik dan visioner. Selain itu juga, dalam UCS akan banyak dicanangkan bermacam program yang mampu mendukung yang berorientasi produk inovasi, baik berupa pelatihan maupun short couse.

Acara peluncuran UCS diselenggarakan pada Rabu (9/5/2018), bertempat di Attauhid Tower lantai 13 UMSurabaya turut dihadiri Mr Jeffrey Hsiao (General Direkctor Taipei Economic and Trade Office “TETO”) dan Mrs Rosa Chan, Dr Saad Ibrahim (Ketua PWM Jawa Timur) dan beberapa pejabat Muhammadiyah lainnya.

Rektor UM Surabaya, Dr dr Sukadiono MM menyatakan, hadirnya UCS merupakan iktiar baru menghadirkan co-working dilingkungan kampus “mengingat kampus merupakan lahan subur tumbuh kembangnya gagasan dan ide tuturnya.

Selain itu, Sukadiono menambahka, pentingnya UCS sebagai barometer mengawal revolusi industri 4.0. Menurutnya, tidak ada pilihan lain jika kita ingin Indonesia maju, bangsa ini  harus melakukan perubahan. “Perubahan pola pikir, cara kerja, model organisasi, produktivitas, disiplin nasional, inovasi. UM Surabaya melalui UCS berusaha ikut mendorong perubahan produktif tersebut agar mahasiswa tidak terjerumus dalam berbagai macam penyalahgunaan narkotika,” ujarnya.

Mr Jeffrey Hsiao (General Direkctor Taipei Economic and Trade Office “TETO”) dalam sambutannya berharap, agar Asian Corner yang bekerjasama dengan pemerintahan Taiwan, bisa menjadi bagian dari UCS yang dapat menjadi wadah komunikasi yang interaktif antar negara dan pengembangan ilmu pengetahuan. Selain itu juga, adanya ruang tersebut dapat dimanfaatkan mahasiswa sebagai wadah pertukaran kebudayaan. Seperti mengadakan acara Asian Culture Day dan Asian Summer Camp.

Penulis: Budi Setiawan/Humas UM Surabaya

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!