SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali mendapatkan kepercayaan untuk pelaksanaan Muhammadiyah Scholarship Preparation Program (MSPP) Batch V Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Kegiatan berdurasi 3 bulan itu berlokasi di Pesantren Mahasiswa (Pesma) Internasional KH. Mas Mansur UMS.
MSPP merupakan program pembibitan kader atau aktivis persyarikatan dan dosen Perguruan Tinggi Muhamamdiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) untuk melanjutkan studi jenjang magister atau doktoral ke luar negeri.
Direktur Pesma Internasional KH. Mas Mansur, Muamaroh, P.hD., meyampaikan bahwa program ini hadir untuk meningkatkan kesiapan dan kemampuan kader unggulan Muhammadiyah.
“Kemudian, harapannya mereka dapat mengakses beasiswa pendidikan S-2/S-3 luar negeri, baik melalui pemerintah Indonesia maupun pemberi beasiswa lain,” ungkap Direktur Pesma pada Sabtu, (10/12).
Menurutnya, MSPP Batch ke V ini spesial karena hanya dilaksanakan pada satu tempat yaitu Pesma UMS, karena sebelum-sebelumnya dilaksanakan pada dua tempat yang berbeda.
“Pada periode ini hanya dibuka satu batch. Ini awal untuk belajar bersama, dan minggu depan akan keliling UMS, terutama untuk lebih mengetahui kampus UMS,” imbuhnya.
Dalam sambutannya, Muamaroh mengucapkan terimakasih kepada Wakil Rektor Bidang IV dan Bidang V yang telah menyempatkan waktunya untuk menyambut peserta MSPP Batch ke V.
“Nanti Prof. Em. Sutrisna dapat memberikan pengarahannya lebih kepada pengembangan AIK peserta terutama dalam komitmen untuk memajukan Persyarikatan dan Prof. Supriyono dapat memberikan pengantar agar kegiatan ini bisa terjalin kerjasama atau produk yang bisa bermanfaat,” paparnya.
Prof. Em. Sutrisna, M.Kes selaku Wakil Rektor IV mengucapkan selamat datang kepada 25 peserta yang terpilih dari ratusan pendaftar MSPP Batch ke V.
“Dalam penekanan terhadap AIK, nanti akan ada program tahsin, maka selama 3 bulan nanti akan digembleng. Semoga mendapatkan perubahan, semoga 25 orang ini semuanya sesuai dengan apa yang diinginkan,” ungkapnya.
Dalam kesempatan yang sama Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Urusan Internasional Prof Supriyono, S.T., M.T., Ph.D., bahwa kegiatan ini mewadahi kebutuhan dosen atau mahasiswa yang ingin kuliah keluar negeri.
“Sekarang ini beasiswanya terbatas, dulu menjadi dosen itu masih S2. Kondisinya berbeda dengan sekarang kebanyakan kualifikasinya S3. Sehingga kesempatan atau kompetisinya semakin ketat,” ujarnya.
Menurutnya, hal tersebut dipengaruhi oleh persyaratan yang semakin ketat, karena studi di luar negeri harus memenuhi kualifikasi seperti yang disyaratkan. Nanti harapannya ada simulasi wawancara beasiswa, karena itu menjadi salah satu faktor penentu kelolosan beasiswa. (Fika)