32.5 C
Jakarta

Usia Berapa Sebaiknya Seseorang Lakukan Check Up Otak?

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Brain check up (BCU) idealnya memang untuk mereka yang sudah lanjut usia dengan risiko tinggi terkena stroke. Namun gaya hidup zaman sekarang telah menggeser usia risiko tinggi terkena stroke. Beberapa kasus dijumpai pada usia di bawah 35 atau 40 tahun.

Karena itu BCU sangat disarankan bagi mereka yang telah berusia 35 tahun atau bahkan kurang, terutama bagi mereka yang menderita hipertensi, diabetes, tumor dan jantung. Dengan BCU maka potensi terkena stroke bisa dideteksi lebih dini sehingga dapat meminimalisir serangan.

“Gaya hidup yang kurang sehat mulai dari pola makan, pola istirahat, stress yang tinggi, juga factor risiko lain telah memicu kasus-kasus stroke pada usia lebih muda,” kata Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RS PON Prof Dr dr Mahar Mardjono, dr Adin Nulkhasanah pada media gathering Senin (6/2/2023).

Dengan BCU, lanjut Adin, seseorang tidak hanya mengetahui sejak awal risiko terkena stroke, tetapi juga mengetahui lebih awal tentang gangguan tumor dan vaskuler. Sehingga, disabilitas dan kematian bisa dicegah.

Baca juga: Brain Check Up di RS PON Jakarta, Ini Tarif dan Jenis Pemeriksaannya!

“Lebih baik kita mencegah, mengetahui sejak awal apakah kondisi kita baik dan bisa mengobatinya jika ada kelainan. Jadi ya tadi kita bisa menghindari kematian dan kecacatan (disabilitas),” ujar Andin.

Selain itu, menurut Adin, kesadaran akan pentingnya cek kesehatan otak dapat memelihara dan mempertahankan fungsi otak secara optimal sehingga tidak mengganggu produktivitas seseorang.

Ia mengatakan bahwa perkembangan otak manusia sejatinya berhenti di usia 22, maksimal 27 tahun. Pada rentang usia tersebut otak manusia bekerja amat optimal, tapi setelah masa tersebut berakhir, secara bertahap terjadi penurunan fungsi otak secara alamiah.

Penurunan fungsi otak ini lanjut Adin banyak dipengaruhi oleh gaya hidup, makan, dan kebiasaan bekerja. Selain itu kebiasaan  merokok, minum alkohol, bekerja tidak mengenal waktu akan berpengaruh secara langsung dan tidak langsung terhadap kemunduran fungsi otak tersebut.

Sejak layanan BCU dibuka tahun 2018, hingga akhir 2022 telah dimanfaatkan oleh 75 pasien dengan rincian tahun 2018 tercatat 10 pasien, 2019 tercatat 20 pasien, 2020 tercatat 7 pasien, 2021 tercatat 4 pasien dan 2022 tercatat 34 pasien. Mereka bukan saja penduduk Indonesia tetapi juga ada ekspatriat dan orang asing.

Brain check up itu sendiri merupakan layanan one stop service deteksi dini dengan unggulan di bidang otak dan persarafan. BCU sangat penting sebagai upaya deteksi dini pencegahan stroke, yang merupakan penyebab kecacatan utama di dunia. Selain itu BCU juga merupakan deteksi dini tanda-tanda penuaan dini seperti gangguan memori (pikun/dimensia) dan kognisi. Melalui BCU, seseorang juga bisa melakukan deteksi dini kelainan otak maupun pembuluh darah bawaan.

Terdapat dua jenis paket BCU yang disediakan RS PON yakni paket general BCU dengan tarif Rp14.735.000 dan paket general heart BCU dengan tarif Rp20.430.000. Adin memastikan bahwa tarif BCU di RS PON jauh lebih terjangkau di banding tarif di RS luar negeri. “Biayanya lebih murah, dan pasien tidak perlu keluar ongkos transportasi maupun penginapan,” jelasnya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!