JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Kesehatan telah memeriksa 104 spesimen terkait dugaan virus COVID-19. Dari ratusan spesimen tersebut, semua dinyatakan negatif.

“Spesimen tersebut dikirim oleh 39 rumah sakit dari 19 propinsi di Indonesia dan Laboratorium Balitbang Kesehatan sudah memeriksanya, semua negatif,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Achmad Yurianto dikutip dari Antara, Senin (17/2/2020).

Spesimen tersebut berasal dari DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah. Lalu dikirim pula dari Kepulauan Riau, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, Sulawesi Utara, Yogyakarta, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Jambi, Papua Barat, NTB, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Maluku, dan Sulawesi Tenggara.

Yurianto mengatakan paling banyak sampel spesimen berasal dari daerah yang memiliki penerbangan dari daerah yang terdampak virus, termasuk Kepulauan Riau yang menjadi pintu masuk dari Singapura.

“Kalau kita lihat sebaran, sudah ‘predictable’, penerbangan langsung dan destinasi wisata Tiongkok,” kata Yurianto.

Dia menerangkan bahwa perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Regional Asia Tenggara (SEARO) juga telah menyatakan bahwa Indonesia memiliki kapasitas untuk melakukan pemeriksaan laboratorium untuk identifikasi virus COVID-19.

WHO juga telah melakukan pemeriksaan ganda pada laboratorium Balitbang Kesehatan Kemenkes. Selanjutnya WHO juga akan melakukan pemeriksaan ganda mulai dari pengecekan karantina kesehatan di setiap pintu masuk negara, teknik pengambilan spesimen, dan standar pengiriman sampel dari rumah sakit ke laboratorium.

“Double check bukan tidak yakin akan pekerjaan kita, tapi dalam memenuhi International Healt Regulation 2005 dan Global Health Security Agenda. Maka evaluasi eksternal itu penting, agar yakin quality control dan quality assurance bisa dipertanggungjawabkan,” kata Yurianto.

Yurianto menyebut Kemenkes juga bekerja sama dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman yang berdiri di bawah Kementerian Riset dan Teknologi untuk mempelajari karakter virus COVID-19. Tujuannya agar penliti lebih memahami dan mendapatkan banyak informasi mengenai virus baru tersebut apabila nantinya dibuatkan vaksin dan obat.