24.5 C
Jakarta

Berlindung dari Bisikan Setan

Baca Juga:

‎“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan ‎menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari ‎kejahatan (bisikan) setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ‎‎(kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan ‎manusia.”” (Q.S. An-Nas: 1-6)‎

Di dalam surat ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad Saw untuk ‎berlindung kepada Allah dari was-was setan. Meski perintah ini ditujukan ‎kepada Nabi Muhammad SAW, tetapi juga mencakup perintah kepada kita ‎semua, umat manusia. Kita diperintahkan untuk selalu memohon perlindungan ‎kepada Allah SWT dari segala bentuk kejahatan berupa bujuk rayu serta ‎bisikan (waswas) setan.‎

Di dalam al-Qur’an, kata waswasa dengan beragam bentuknya disebut ‎sebanyak lima kali, yaitu terdapat pada Q.S. Al-A’raf: 20, Q.S. Thaha: 120, ‎Q.S. Qaf: 16, Q.S. An-Nas: 4 dan 5.‎

Kata waswasa menurut para ulama tafsir dapat diartikan dengan ‎ucapan yang tersembunyi (al-kalam al-khafi) atau bisikan halus. Adapun ‎pengertian waswasa dalam rangkaian ayat pada surat An-Nas di atas adalah ‎bisikan, bujuk rayu, serta tipu daya setan agar manusia ragu kepada Allah, ‎serta melakukan tindak kejahatan berupa maksiat kepada-Nya.‎

Kata waswasa ini kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia ‎menjadi waswas, yang berarti ragu-ragu, cemas, tidak tenang dan gelisah. ‎Kata ini biasanya digunakan untuk menunjukkan kondisi ketidakmantapan ‎hati untuk melakukan sesuatu, atau keraguan akan sesuatu.‎

Dalam rangkaian ayat di atas, sosok yang menebarkan benih-benih ‎keraguan melalui bisikan-bisikan halus ke dalam dada manusia adalah al-‎Khannas. ‎

Menurut Ath-Thabari dalam tafsirnya, al-Khannas adalah setan yang ‎membisikan kejahatan ke dalam dada manusia. Dia datang di saat seseorang ‎sedih dan senang. Ketika sedih, setan datang dengan bisikan keraguan akan ‎kekuasaan Allah. Dia membisikan ke dalam dada manusia agar tidak meyakini ‎takdir Allah. Sedangkan di saat senang setan datang dengan bisikan agar ‎manusia bangga dan sombong atas apa yang didapatnya, sehingga dia ‎melupakan Allah.‎

Bisikan setan yang demikian halus itu seringkali membuai manusia. ‎Sehingga mereka tidak menyadari bahwa di dalam hatinya telah dipenuhi oleh ‎bisikan dan bujuk rayu setan la’natullah.‎

Sepasang remaja yang tengah dimabuk asmara, misalnya, maka ‎bisikan halus setan seringkali membuai mereka. Mereka dijanjikan keindahan ‎dan kesenangan. Mereka pun terbuai, hingga akhirnya melakukan tindak ‎perzinahan. Mereka kelak menyesal setelah menyadari apa yang mereka ‎lakukan.‎

Seorang pedagang juga tidak luput dari bisikan setan. Setan ‎merayunya untuk melakukan tindak kecurangan dalam cara berdaganya. Dia ‎janjikan keuntungan yang berlipat-lipat kepada si pedagang asal dia tidak ‎berlaku jujur.‎

Bahkan, bisikan setan juga menghampiri para ulama. Dia bisikan ‎kepada mereka bahwa ilmu agama yang mereka miliki adalah yang terbaik, ‎sehingga mereka merasa seolah-olah mereka adalah orang yang paling mulia ‎dan paling layak dihormati. Mereka menganggap remeh orang lain yang ‎menurut mereka ilmunya lebih rendah.‎

Inilah bisikan-bisikan setan yang akan selalu mengintai kita dalam ‎segala kondisi. Maka, marilah kita senantiasa memohon perlindungan kepada ‎Allah SWT agar dijaga dari bisikan-bisikan setan yang terkutuk.‎

Ruang Inspirasi, Kamis, 1 September 2022.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!