SOLO, MENARA62.COM – Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Surakarta menggelar dialog Ideologi, Politik, dan Organisasi (Ideopolitor), di Auditorium ITS PKU Muhammadiyah Surakarta bertajuk Menguatkan Pemahaman dan Komitmen terhadap Nilai-Nilai Dasar Persyarikatan Muhammadiyah, Ahad (8/12/2024).
Disampaikan Dr. Suyanto selaku Ketua MPKSDI dan WR III ITS PKU Muhammadiyah Surakarta menyampaikan bahwa memahami ideologi, politik, dan organisasi Muhammadiyah menjadi sebuah keharusan warga persyarikatan terutama pimpinan cabang Muhammadiyah.
“Kegiatan ini diikuti sebanyak 60 peserta terdiri dari unsur Pimpinan Cabang Muhammadiyah Solo Utara, Banjarsari dan Kotta Barat,” kata Suyanto.
Beberapa materi yang diberikan dalam kegiatan ini meliputi ; Arah kebijakan Muhammadiyah Kota Surakarta disampaikan Drs. KH Anwar Sholeh M.Hum; Matriks Key Performance Indikator oleh H Dodok Sartono SE MM Sekretaris PWM Jawa Tengah; Ideologi dan Visi Kebangsaan Muhammadiyah menghadapi tahun Politik Dr H Ari Anshori MAg; Risalah Islam Berkemajuan Prof Dr Sofyan Anif MSi Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta.
“Ini sebagai bentuk praktik ta’awun perguruan Muhammadiyah terhadap persyarikatan Muhammadiyah dan tanggung jawab akademik yaitu terkait Catur Dharma Perguruan Tinggi adalah integrasi empat hal ke dalam pembelajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, seperti Pendidikan, Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Al-Islam Kemuhammadiyahan,” ujar Wakil Rektor III ITS PKU Muhammadiyah Surakarta.
Tafsir Muhammadiyah kekinian inilah di era industry 4.0 menuju Masyarakat society 5.0 yang melahirkan pandangan Muhammadiyah tentang negara Pancasila sebagai Darul ‘Ahdi wa Syahadah.
Terlebih dalam konteks ideologi, politik, dan organisasi. Ideopolitor menjadi forum yang tepat untuk merumuskan seperti apa konsep dan kontribusi Muhammadiyah khususnya persoalan yang terkait dengan ideologi, politik, dan organisasi.
“Ini sangat strategis karena juga memberikan pemahaman tentang dinamika politik nasional dan global serta implikasinya terhadap Muhammadiyah di berbagai level pimpinan, dan penguatan manajemen organisasi dan kepemimpinan Muhammadiyah yang fleksibel dan adaptif di era perubahan. Yang muaranya menumbuhkan dan mewujudkan tiga konsep besar: jamaah, jam’iyah, dan jariyah,” urainya.
Abdul Mutholib, selaku Ketua Panitia menyambut baik pelaksanaan ideopolitor kali ini untuk meneguhkan ideologi serta sikap politik Muhammadiyah.
“Kegiatan ini sebagai bagian dari upaya untuk meneguhkan ideologi Muhammadiyah pada anggota dan simpatisan, termasuk pemahaman sikap politik Muhammadiyah yang menjaga kedekatan yang sama pada semua organisasi politik,” tuturnya.
Ideopolitor diikuti dari pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) dan Pimpinan Ranting Muhammadiyah(PRM) dari tiga cabang yaitu Solo Utara, Kota Barat dan Banjarsari.
“Kami sampaikan pula terlaksananya ideopolitor ini tidak lepas dari support dan bantuan dari ITS PKU Muhammadiyah Surakarta baik fasilitas serta kebutuhan materiil lainnya.
Dr. Rusmanto mewakili 3 PCM peserta antara lain Solo Utara, Kota Barat dan Banjarsari, mengungkapkan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan penguatan kepada seluruh pengurus baik di tingkat cabang dan ranting tentang ideologi serta politik dan manajemen organisasi. “Tujuan utama dari ideolopolitor ini adalah untuk memperkuat pemahaman para pengurus tingkat PCM dan PRM tentang bagaimana ideologi, politik dan manajemen organisasi Muhammadiyah,” ungkapnya.
Salah satu peserta, Muhammad Nur Makin, menjelaskan bahwa acara ini sangat bagus dalam rangka memperluas wawasan keorganisasian dan politik Muhammadiyah. Lebih lanjut, ia berharap bahwa acara ini mampu meningkatkan loyalitas dari pengurus dan simpatisan Muhammadiyah. “Saya berharap acara ini mampu memperkuat keyakinan dan ideologi sertabpemahaman keorganisasian para pengurus serta seluruh anggota Muhammadiyah. (*)