31.2 C
Jakarta

Sekjen MUI Pentingnya Perkuat Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Bangsa

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kegiatan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK) berbasis Outcome Based Education (OBE) yang selaras dengan kebutuhan kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang dilaksanakan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” menghadirkan Sekjen MUI sebagai pembicara utama di acara itu.

Sekjen MUI, buya Amirsyah Tambunan menyampaikan pentingnya nilai-nilai kebangsaan dan Bela Negara serta kearifan lokal dalam proses pendidikan nasional.Seperti yang disampaikan dirinya di Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Ra Suites Cilandak, Jakarta pada hari Rabu, (22/1/25).

Sekjen MUI memaparkan pentingnya penguatan pendidikan Karakter Bangsa berdasarkan 18 Karakter berdasarkan Kemendikbud (Kurikulum 13) dan lima karakter Utama yakni; pertama, religiusitas merupakan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Kuasa melahirkan kesalehan (KBBI, 2016).

“Berikutnya, kejujuran bagian kekuatan untuk memperkuat kedaulatan bangsa; ketiga, rasa tanggung jawab yang kuat dalam berbangsa dan bernegara; keempat, kerjasama dalam memperkuat karakter bangsa; kelima, kedisiplinan semua pihak dalam memanfaatkan waktu sehingga efektif dan efisien dalam memajukan bangsa,” kata buya Amirsyah panggilan akrab Sekjen MUI.

Dalam kesempatan yang sama Dr. Henry Binsar Hamonangan Sitorus, S.T., M.T. Wakil Rektor Bidang Akademik mengatakan pentingnya melakukan evaluasi dan meningkatkan mutu terhadap pembelajaran MKWK sehingga dapat menetapkan OBE dalam proses pembelajaran yang fokus pada hasil akhir yang ingin dicapai peserta didik / Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL).

Karena kurikulum OBE menekankan pada proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa yang disebut Student Centered Learning (SCL) yakni proses pembelajaran yang mengutamakan pengembangan kreativitas, kapasitas, kebutuhan mahasiswa dan mengembangkan kemandirian dalam cari dan menemukan pengetahuan.

“Oleh karena itu pembelajaran di kelas tidak boleh membuat mahasiswa kecewa, terpojok, bahkan harus pembelajaran yang menyenangkan,” pungkasnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!