SOLO,MENARA62.COM – Kategori Seni menjadi perhatian tersendiri dalam Turnamen Nasional 1 Tapak Suci Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang berlangsung 27-30 Januari 2025. Pencak Silat sebagai seni bela diri asli Indonesia terpancar dari setiap gerakan atlet Tapak Suci yang memperagakan jurus-jurus andalan.
Dalam Turnamen Nasional 1 Tapak Suci UMS yang berlangsung di Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, sorak sorai penonton bergema seiring dengan gerakan-gerakan atlet kategori seni Tapak Suci. Iringan musik tradisional membuat jurus yang diperagakan semakin mantap dan enak dilihat.
“Dukungan dari penonton membuat saya semakin bersemangat dan percaya diri. Teriakan tidak membuat hilang konsentrasi, justru percaya diri semakin meningkat dan percaya diri ada suporternya,” kata M Ilham Syafiq Kurniawan, atlet kategori seni dari Kontingen UMS usai pertandingan, Selasa (28/1/2025).
Pemuda kelahiran 25 April Tahun 2022 ini mengaku mengikuti dua kategori, yakni tunggal tangan kosong dan tunggal bersenjata. Dirinya sangat serius mempersiapkan diri sebelum turnamen berlangsung, mulai dari fase persiapan umum, persiapan khusus dan pra kompetisi. Persiapan dilakukan sejak setahun yang lalu.
Saat tampil, dirinya menampilkan jurus campuran dari 8 jurus yang ada. Sementara, dalam perlombaan Tapak Suci ini, pihaknya melakukan kreasi sendiri dengan memadukan unsur-unsur 8 jurus Tapak Suci yang ada. 8 jurus itu adalah Mawar, Naga, Katak, Lembu, Harimau, Rajawali, Merpati, dan Ikan.
Untuk memadukan jurus itu, lanjutnya, setiap jurus ada gerakannya masing-masing. Misalnya jurus Lembu diambil jurus 1, 2, 3, dan jurus Harimau diambil jurus 3, 4, 5. Jurus tersebut dipotong-potong dan digabung menjadi satu, ditambah sedikit kreasi sendiri.
Dalam kategori seni, yang dinilai adalah wiraga (gerakan), wirasa (ekspresi wajah yang mengekspresikan gerakan), dan wirama (menghayati gerakan). Tempo dalam pertandingan ini juga menjadi penilaian.
Waktu untuk dewasa 3 menit, dengan toleransi lebih atau kurang dari 5 detik. Jika lebih dari itu maka akan ada pengurangan poin. Musik yang disajikan juga berpengaruh terhadap gerak yang diperagakan. Ketukannya berpengaruh terhadap gerakan.
Sedangkan pilihan musik rata-rata memang musik tradisional, tergantung dari atlet yang tampil. Sebab ada juga atlet yang memadukan musik tradisional dengan musik modern. Yang jelas, ketukan nada-nadanya harus pas dengan gerakannya.
Sebelum bertanding, dirinya mendapat beragam musik dari pelatih dan diminta untuk memilih sendiri. Ia lalu melakukan penggabungan jenis musik yang dipilih melalui aplikasi. Setelah selesai, gabungan musik itu didengarkan lagi dan dibayangkan apakah cocok dengan gerakannya atau tidak. Setelah itu dicoba full gerakan selama 3 menit diiringi musik.
Ilham Syafiq Kurniawan mengaku memiliki beberapa prestasi kejuaraan, antara lain juara 2 Kejurprov Jateng, dan juara 3 Kejurnas antarperguruan tinggi di UNY.
Saat tampil di kategori tunggal bersenjata, Ilham menggunakan celurit untuk senjata pendek, senjata panjang memakai toya, dan senjata lentur memakai cambuk. Pemilihan senjata tergantung dari kenyamanan masing-masing atlet sendiri.
Sebelum tampil, atlet yang turun di kategori seni juga merias wajahnya dengan make up. Hal itu untuk mempertajam ekspresi. Sebenarnya tidak memakai make up tidak apa-apa, namun akan terlihat kurang fresh.
“Yang dimake up bibir agar lebih cerah, mata agar dalam melakukan gerak itu lebih jelas dan ekspresif. Sedangkan untuk kostum memakai seragam Tapak Suci,” katanya. (*)