25 C
Jakarta

Hadirkan Bahagia Kemenangan dalam Kehidupan

Baca Juga:

SOLO,MENARA62.COM – Pemangku Kuliah Subuh Balai Muhammadiyah Solo membahas Siapakah mereka yang mendapatkan kebahagiaan yang paling hakiki di sisi Allah? Ahad (26/1/2025).

Hal itu disampaikan oleh anggota Korp Mubaligh Muhammadiyah Surakarta Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Solo, Dwi Jatmiko MPd saat mengisi pengajian rutin kuliah subuh yang bertempat di di aula Balai Muhammadiyah Solo.

Kajian ini diikuti oleh puluhan warga Muhammadiyah. Mengawali kajiannya, Dwi Jatmiko mengajak jamaah bersyukur kepada Allah Swt, atas nikmat-Nya sehingga bisa bertemu di pengajian ini.

“Bapak dan ibu, semoga hadir kita ini semakin memberikan jalan terang yang menggembirakan dan mencerahkan bagi kehidupan kita,” ujar Jatmiko.

Selanjutnya anggota Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Daerah Muhamamdiyah Solo membacakan satu ayat al-Quran dalam Surat Al-Ma’idah ayat 35. Di ayat ini menjelaskan proses seorang muslim untuk mencari wasilah atau cara untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kalian kepada Allah dan carilah wasilah kepada Allah serta berjihadlah kalian di jalan Allah agar kalian beruntung,” ulasnya.

Salah satu ciri orang Mukmin yang berbahagia pertama adalah mereka yang khusyuk di dalam salat. Ini adalah kriteria paling awal yang disebutkan Allah di dalam surat Al-Mukminun ayat 1-2. “Menghadirkan bahagia kemenangan dalam kehidupan,” tandasnya.

Dwi Jatmiko memberikan contoh sikap khusyuk yang ditekankan oleh agama dalam salat dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Serta menghadirkan nuansa hati atas kebesaran Allah SWT.

“Sehingga dengan kekhusyukan itu, manusia dapat meresapi makna betapa kecil dan tidak berdayanya diri di hadapan Allah SWT. Jangan sampai salat mulai dari takbir sampai salam hanya dialog mengingat kunci,” seraya dia mengutip penutup ayat tersebut.

Mengakhiri kajiannya, Guru Pendidikan Agama Islam SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta itu berpesan kepada jamaah agar tetap istiqamah belajar sepanjang hayat karena termasuk jihad.

“Jihad ternyata bukan hanya dengan berperang mengangkat senjata. Menuntut ilmu agama bisa pula disebut jihad. Bahkan sebagian ulama berkata bahwa jihad dengan ilmu ini lebih utama daripada dengan senjata. Man kharaja fii thalabul ‘ilmi fahuwa fii sabiilillahi hatta yarji’a, Barang siapa yang keluar untuk mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia pulang”. (Hadist Turmudzi),” pesannya. (*)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!