32.2 C
Jakarta

Aktivitas Gunung Agung Meningkat, Ribuan Warga Mengungsi

Baca Juga:

KARANGASEM, MENARA62.COM– Aktivitas vulkanik Gunung Agung di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali dilaporkan masih tinggi. Pos Pengamatan Gunungapi Agung pada Rabu (20/9/2017) merekam 563 kali gempa vulkanik dalam, dan 8 kali gempa vulkanik dangkal. Dan pada Kamis (21/9/2017) antara pukul 06.00 – 12.00 WIB merekam 144 kali gempa vulkanik dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal.

“Ada proses pergerakan magma yang mendorong permukaan dan meruntuhkan batuan yang menyumbatnya di pada jarak 5 kilometer di bawah permukaan bumi. Status Gunung Agung masih Siaga (Level III),” jelas  Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB dalam siaran persnya Kamis (21/9/2017).

PVMBG merekomendsikan untuk sementara masyarakat di sekitar Gunung Agung dan pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak beraktivitas, tidak melakukan pendakian dan tidak berkemah di dalam area kawah Gunung Agung dan di seluruh area di dalam radius 6 kilometer dari kawah puncak G. Agung. Termasuk juga pada elevasi di atas 950 meter dari permukaan laut dan ditambah perluasan sektoral ke arah Utara, Tenggara dan Selatan-Barat daya sejauh 7,5 kilometer.

“Artinya di dalam wilayah tersebut harus kosong atau tidak ada aktivitas masyarakat karena berbahaya jika sewaktu-waktu gunung meletus,” lanjut Sutopo.

Jumlah penduduk di Kawasan Rawan Bencana 3 (KRB 3) sesuai radius yang ditetapkan terdapat 49.485 jiwa yang berasal dari 6 desa di Kabupaten Karangasem yaitu  Desa Jungutan Kecamatan Bebandem, Desa Buana Giri Kecamatan Bebandem, Desa Sebudi Kecamatan Selat, Desa Besakih Kecamatan Rendang,  Desa Dukuh Kecamatan Kubu, dan Desa Ban Kecamatan Kubu.

Pemerintah daerah Kabupaten Karangasem dan Pemda Provinsi Bali sejauh ini masih menyiapkan sarana dan prasarana pengungsian. Titik pengungsian sudah ditetapkan. Pendirian tenda, MCK, dapur umum, logistik, kendaraan evakuasi, dan lainnya masih terus disiapkan oleh  berbagai pihak, baik dari BPBD, TNI, Polri, SKPD, PMI, relawan dan lainnya.

Meskipun kepala daerah setempat belum memerintahkan secara resmi mengungsi, namun pengungsi sudah mulai berdatangan. Data sementara dari Pusdalops BPBD Provinsi Bali, saat ini terdapat 1.259 jiwa pengungsi. Rinciannya di pos pengungsian di Desa Les Buleleng, Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng terdapat 222 jiwa pengungsi yang berasal dari 4 dusun yaitu Dusun Pengalusan, Belong, Bunga dan Pucang.

Di aula Kantor Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng tercatat 114 jiwa yang berasal dari Dusun Bahel Desa Dukuh Kecamatan Kubu.

Lalu di gudang milik Dewa Nyoman Rai Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng sebanyak 42 jiwa. Mereka berasal dari  Dusun Panda Sari Desa Dukuh Kecamatan Kubu.

Pengungsi mandiri di rumah warga atau kerabatnya sebanyak 23 jiwa di Desa Tembok Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng dan di rumah warga di Desa Sambirenteng Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng sebanyak 18 jiwa.

Lalu di pos pengungsi GOR Swecaparu Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung sebanyak 378 jiwa pengungsi yang berasal dari Desa Sebudi Kecamatan Selat, Kabupaten Karangasem. Dari 378 jiwa, mereka berada di GOR Swecepu sebanyak 84 KK (327 jiwa) yaitu 143 jiwa pria dan 184 jiwa perempuan, dan 14 KK (51 jiwa, dimana 19 jiwa pria dan 32 jiwa perempuan). Mereka melakukan evakuasi mandiri dan tinggal di kerabatnya.

Di pos pengungsian Wantilan Pura Puseh Tebola Desa Sidemen Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem sebanyak 292 jiwa. Pengungsi berasal dari  Dusun Sebun dan Dusun Sogra.

Dan di pos Balai Banjar Desa Adat Sanggem, Desa Sangkan Kabupaten Karangasem sebanya 170 jiwa. Pengungsi berasal dari Banjar Dinas Yehe dan Sebudi.

Jumlah pengungsi terus bertambah mengingat belum semua data dilaporkan ke Pusdalops BPBD Bali. Sebagian besar masyarakat mengungsi karena pengalaman masa lalu saat Gunung Agung meletus besar tahun 1963.

Tanda-tanda yang mereka rasakan saat ini, yaitu gempa vulkanik yang sering terjadi saat ini mirip dengan kejadian sebelum Gunung Agung meletus tahun 1963. Letusan saat itu berlangsung hampir selama setahun yaitu 18/2/1963 hingga 27/1/1964. Korban tercatat 1.148 orang meninggal dan 296 orang luka.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!