28.3 C
Jakarta

Gelar Rakor, Menristekdikti Ingatkan Pentingnya Program Making Indonesia 4.0

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) gelar Rapat Koordinasi Implementasi Program Making Indonesia 4.0. Rapat tersebut menjadi kelanjutan dari diluncurkannya program Making Indonesia 4.0 oleh Presiden beberapa waktu lalu, dimana Making Indonesia juga ditetapkan sebagai agenda nasional.

Rapat koordinasi ini melibatkan Menteri serta Pejabat Eselon I dan II dari 10 Kementerian dan Lembaga Negara antara lain Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Agus Widjojo dan tamu undangan lainnya.

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan sinergi antar kementerian merupakan hal penting dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

“Disini pentingnya sinergi antar kementerian dan segala pihak, tidak seperti selama ini berjalan sendiri-sendiri,” ungkap Nasir.

Nasir mengungkapkan Indonesia harus memanfaatkan peluang di era perubahan yang mengedepankan digitalisasi ini. Sebab era revolusi industri 4.0 ini jika tidak dimanfaatkan, Indonesia bakal tertinggal.

Nasir berharap program Making Indonesia 4.0 memiliki tujuan yang akan dicapai seperti meningkatkan ekspor, meningkatkan investasi dan mengurangi kemiskinan yang berujung pada peningkatan kesejahteraan rakyat meningkat.

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan semua pihak, baik pihak swasta, pelaku ekonomi dan pemerintah harus ikut serta melakukan perubahan ke depan dalam menghadapi digitalisasi. “Kesiapan SDM juga menjadi utama, ada 1000 peserta yang nanti akan di training. Menristekdikti dan Gubernur Lemhanas telah membuat kurikulum dan programnya,” terang Airlangga.

Diharapkan kegiatan Making Indonesia 4.0 dapat meningkatkan produktivitas dan inovasi kedepannya. Untuk penerapan awal program ini dimana Kementerian Perindustrian menjadi ‘steering committe’ telah disepakati lima sektor industri yang menjadi fokus implementasi yaitu makanan dan minuman, tekstil, otomotif, elektronika dan kimia.

“Kelima sektor itu yang akan dipacu untuk mendorong perekonomian dengan aspirasi di tahun 2030 Indonesia menjadi ekonomi terbesar 10 di dunia,” kata Airlangga.

Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Agus Widjojo mengatakan Lemhannas sebagai fasilitator akan memberikan pembekalan dan pelatihan untuk menyebarluaskan materi yang telah disusun Lemhannas bersama Menristekdikti.

“Lemhanas menjadi fasilitator, bertugas untuk training-trainers untuk menyebarluaskan dari materi-materi yang nanti kita bekalkan. Ini merupakan revolusi mental, karena menyentuh dan memasuki segala lembaga, kementerian dan non-kementerian, kita harapkan seluruh mindset yang akan berpengaruh dalam organisasi apapun, dimulai dari sektor industri,” ucapnya.

Dalam Implementasi Program Making Indoesia 4.0, langkah awal yang dilakukan pemerintah adalah dengan melakukan pembekalan dan pelatihan kepada 1000 peserta dari berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta seperti Kementerian/Lembaga, TNI/Polri, serta LSM. Untuk Training of Trainers (TOT) nya sendiri sebanyak 80 orang diharapkan bisa dilaunching di akhir April. Sementara pembekalan dan pelatihan diagendakan bisa dilaksanakan pada awal Juni.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!