JAKARTA, MENARA62.COM – Meme Politik di Indonesia sedang menjadi alat untuk menawarkan posisi politik suatu afiliasi tertentu guna menawarkan pandangan yang bisa jadi hegemonik dan bisa jadi kritis satire. Demikian kesimpulan yang mengemuka dalam acara Open Academic Forum bertemakan “Islam, Politics and Cyber Tribalism in Indonesia” yang diselenggarakan oleh Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Senin (28/1/2019).
Timo Duile, Associate Professor dari Institute fur Orient Und Asienwissenchaften, Universitat Bonn yang menjadi pembicara kunci pada kesempatan itu mengemukakan, salah satu pandangan hegemonik yang muncul adalah datang dari kelompok Front Pembela Islam. Organisasi ini selalu membawa narasi agama melawan kelompok tertentu yang berseberangan.
Namun anehnya FPI juga membawa narasi NKRI dan Kebhinekaan dalam beberapa meme yang mereka buat.
“Meme yang mereka buat sering kali anti asing, anti aseng, namun di sisi lain mereka juga memproduksi meme FPI cinta kebhinekaan, cinta NKRI, yang sangat hegemonik dalam wacana politik di Indonesia” ujar Timo.
Sementara di sisi lain lanjut Timo, ada juga kelompok tertentu yang memproduksi meme yang sangat kritis terhadap wacana hegemoni tersebut, salah satu studi kasusnya adalah meme Nurhadi Aldo. Bagaimana DiLdo Indonesia seringkali memproduksi meme kritis, satire dan cenderung sarkastik dalam mengomentari politik di Indonesia.
Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta, Syaiful Bakhri yang turut hadir memberikan pengantar mengemukakan bahwa kondisi politik di Indonesia sangat menarik jikalau dibahas dalam identitas politik, khususnya Islam.
“Di Indonesia ada NU, Muhammadiyah dan kelompok kelompok lain yang mewarnai perjalanan bangsa ini dan oleh karenanya menjadi menarik untuk dibahas dalam forum akademik ini,” jelas Rektor.
Dekan Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Rini Fatma Kartika mengapresiasi kegiatan ini sebagai bagian dari menggalakkan kajian keilmuan dan keislaman khususnya di lingkungan Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Open Academic Forum sendiri merupakan signature program di bawah Kantor Urusan Internasional Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Ketua KUI FAI UMJ, Saomi Rizqiyanto berharap Open Academic Forum ini bisa menciptakan open academic culture yang terbuka untuk mengeksplorasi wacana keilmuan dari berbagai sudut pandang dan background keilmuan sehingga diharapkan tercipta konsep dan pemahaman baru yang bisa menciptakan kesepahaman antar civitas akademik di UMJ.