28.1 C
Jakarta

Swasta Perlu Terlibat dalam Penanganan TBC

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Penyakit tuberculosis (TBC) berdampak pada sektor swasta. Pada skala makro, suatu korporasi dapat mengalamo penurunan produktivitas akibat kematian premature dan kesakitan yang dialami oleh pekerja karena TBC.

“Oleh sebab itu penyelesaian masalah TBC perlu dikeroyok oleh berbagai sektor, termasuk sektor swasta,” kata Ketua Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia (STPI) Arifin Panigoro dalam siaran persnya, Ahad (4/8/2019).

Menurutnya, selain menurunnya produktivitas, TBC dapat berakibat menjadi bencana saat Indonesia mencapai bonus demografi. Karena itu Arifin memandang perlunya swasta dan pemerintah bermitra untuk mengatasi TBC.

“Dari sektor swasta, harus jelas bahwa kita (swasta) ini ingin bekerja sebagai pendukung pemerintah. Dari Stop TB Partnership Indonesia melihat bahwa tugas pemerintah sampai pada tahap tertentu,” kata Arifin.

Menurutnya, TBC ini perlu dikeroyok dan peran swasta akan banyak dalam membantu pemerintah. Di sisi lain STPI harus mencari sesuatu yang baru.

“Kita (STPI) menggandeng organisasi-organisasi yang sudah lama berjalan untuk mengatasi masalah TBC, tapi kita mencari model baru. Mudah-mudahan akhir tahun kita (STPI) sudah punya model perbaikan TBC,” katanya.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menambahkan TBC merupakan masalah nasional dan tentu Kemenkes tidak mungkin bergerak sendiri. Tahun lalu di sidang PBB, TBC menjadi salah satu pembahasan.

“Kalau sudah menjadi pembahasan di sidang PBB artinya masalah itu harus segera diselesaikan. Kita perlu kerjasama dengan berbagai sektor untuk mengatasi masalah TBC ini,” kata Menkes Nila.

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!