26.7 C
Jakarta

AUM Sebagai Hasil Keikhlasan

Baca Juga:

JOMBANG, MENARA62.COM — AUM Sebagai Hasil Keikhlasan. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), merupakan hasil dari keikhlasan semua pihak. Hak ini disampaikan Ketua Pimpinan pusat Muhammadiyah, Prof Dadang Kahmad ketika menyampaikan materi dalam acara Peringatan Hari Lahir ke-120 tahun Pesantren Tebuireng, di Jombang, Sabtu (24/8/2019).

AUM merupakan gerak dakwah yang dilakukan warga Muhammadiyah. Guru Besar Sosiologi Agama di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung ini, berbagi rahasia soal melimpahnya AUM. Keberadaan AUM ini tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Menurutnya, AUM bukan hasil kerja dari satu pihak saja, melainkan hasil kerja kolektif yang dimiliki oleh komponen Muhammadiyah, dari tingkat Pusat sampai Ranting.
AUM Sebagai Hasil Keikhlasan
AUM Sebagai Hasil Keikhlasan. Prof Dadang Kahmad menjadi salah satu pembicara pada rangkaian milad Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang, Sabtu (24/8/2019).

“Kita bangun trust pada umat, serta yang perlu digaris bawahi adalah jiwa keikhlasan yang dimiliki warga persyarikatan, juga menjadi titik poin yang turut menumbuh kembangkan AUM,” ujarnya, seperti dilansir muhammadiyah.or.id.

Manfaat

Selain kepercayaan dan jiwa ikhlas, juga ada prinsip pokok yang membantu  melanggengkan eksistensi sebuah organisasi dakwah di tengah masyarakat, yaitu sebuah usaha kebermanfaatan. Sebagai lahan dakwah, menurut Prof Dadang, keberadaan AUM harus senantiasa memberi kemanfaatan yang bisa dirasakan secara langsung oleh umat disekitarnya.
Menurut Prof Dadang, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah, selalu upaya memberikan pencerahan dan pemberdayaan kepada masyarakat. Muhammadiyah, merupakan satu bentuk gerakan perubahan sosial, tujuannya untuk mencapai masyarakat berkemajuan.
Muhammadiyah, menurut Prof Dadang, juga merupakan gerakan Islam yang bersifat kaffah, artinya memiliki bidang garapan menyeluruh yang menyangkut sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Visi Muhammadiyah dalam mencerdaskan bangsa, menurut Prof Dadang, bertumpu pada tiga basis peradaban, yaitu kemanusiaan, keilmuan dan spiritualitas. Ketiga aspek tersebut menjadi syarat mutlak untuk mewujudkan suatu bangunan kemajuan bangsa.
Secara berurutan, Prof Dadang menjelaskan, kemanusiaan sebagai suatu kesadaran untuk mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya. Keberadaan Muhammadiyah sebagai organisasi pergerakan dalam memandang persoalan kemanusiaan memiliki visi keberpihakan terhadap kaum Mustadh’afin.
Sementara untuk keilmuan menjadi aspek pendorong dalam membentuk kemajuan peradaban Islam, dalam Islam keilmuan/inteletualitas mendapat legitimasi kuat melalui nash-nash atau dalil baik yang terdapat dalam Al Qur’an maupun As Sunnah.
Muhammadiyah sendiri memandang keilmuan sebagai syarat utama bagi pencerahan dan penyelamatan jiwa serta pencapaian kebahagiaan dan kesejahteraan manusia,” ujarnya.
Ketiga adalah spiritualitas. Aspek ini, menurut Prof Dadang, merupakan sebuah kesadaran mendalam yang menjadi basis etos bagi setiap aspek kehidupan. Spiritualitas merupakan nilai-nilai yang membentuk dan mendasari seseorang dalam segala aktivitas hidupnya.
- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!