NGAWI, MENARA62.COM – Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan rumah tahan gempa yang dapat dibangun dalam waktu empat jam.
“Rumah ini akan kami kembangkan di Lombok dan Palu dengan pembangunan hunian tetap,” kata Nasir, dalam siaran persnya, Sabtu (28/9/2019).
Untuk harga dari setiap unit rumah tersebut berbeda beda, mulai dari harga Rp60 juta sampai dengan Rp100 juta, tergantung tipe dari rumah yang akan di pesan. Dengan model hunian seperti ini masyarakat bisa lebih hemat.
Menristekdikti berharap masyarakat dapat lebih cepat dan lebih hemat membangun rumah tahan gempa, baik sebelum gempa terjadi maupun setelah gempa.
“Indonesia merupakan negara dengan ring of fire, merupakan negara yang rentan akan potensi gempa, maka bangunan seperti ini yang kita butuhkan untuk meminimalisir korban yang tertimbun oleh material,” ujar Menristekdikti.
Menteri Nasir berharap masyarakat dapat semakin banyak membangun rumah tahan gempa dengan UPVC. Selain karena cepat dan terjangkau, bahan ini juga ramah lingkungan karena dapat menggantikan pohon sebagai bahan baku pembuatan rumah.
“Berikutnya kita akan kembangkan terus-menerus ke depan dengan cepat. Kita akan kembangkan tidak hanya satu lantai, kemungkinan bisa menjadi dua lantai,” harap Menteri Nasir.
UPVC yang digunakan untuk rumah tahan gempa ini di teliti dan diujicoba oleh Universitas Diponegoro (Undip) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta diproduksi oleh PT Terryham Proplas Indonesia (TPI) dengan merk KENDS UPVC. UPVC yang dijadikan bahan bangunan ini tahan panas sampai 220 derajat Celcius, sehingga UPVC ini dapat digunakan sebagai bahan pembangun rumah yang tahan kebakaran dan tahan gempa dengan tembok, partisi, pintu, dan jendela menggunakan Unplasticized Poly Vynil Chloride (UPVC) serta tiang dan atapnya menggunakan baja ringan.