28.4 C
Jakarta

Kami Wakafkan Tanah Kami Yang di Yogya Untuk LPCR PP Muhammadiyah

Baca Juga:

” ……kami wakafkan tanah kami yang di Yogya untuk LPCR PP dan mohon bisa selesai urusannya sebelum saya meninggal …. ”

— permintaan terakhir alm mas Joko Sustanto kepada LPCR PP

Selamat jalan Mas Joko, mugi husnul khotimah

Saya mengenal pertama kali Mas Joko ketika beliau mengikuti salah satu trainning IPM tingkat nasional di Jogjakarta. Ketika itu, kami sebagai peserta trainning, Mas Joko kala itu menjadi pribadi yang hangat, selalu murah senyum, sangat peduli pada teman.

Pertemuan kedua terjadi pada saat saya menghadiri musyawarah wilayah IPM Lampung di Bandarlampung tahun 1990. Waktu itu, Mas Joko masih kuliah di Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Lampung dan sekaligus aktifis IPM lampung.

Pribadinya yang hangat, cerdas dan selalu membuat orang lain bahagia menjadikan mas Joko Sustanto menjadi pribadi dan calon ketua IPM paling menonjol dalam forum Musywil tersebut. Akhirnya memang Mas Joko Sustanto terpilih menjadi Ketua Umum PW IPM Lampung, menggantikan Mas Budi (terakhir mas Budi menjabat sebagai Kepala Kemenag Lampung Timur. Semoga saat ini sudah mendapat amanah yang lebih tinggi).

Dalam kepemimpinan Mas Joko, maka IPM lampung menjadi semakin maju dan berkembang, disertai lahirnya kader-kader baru bagi IPM. Selepas dari IPM dan Lulus kuliah, kami hampir tidak pernah ketemu lagi. (Oo…iya. selain aktif di IPM Mas Joko juga aktif di IMM).

Saya kemudian aktif di Dinas Psikologi Polri, sedangkan Mas Joko aktif juga di dunia psikologi, pelatihan/trainning, menjadi motivator dan inspirator, aktif di Maarif institute sebagai Manager Program Good Governance.

Ketika saya pensiun dini sebagai pamen polri dan kemudian diamanahi sebagai Direktur SDI dan BINDATRA RSIJ CP, di RSIJ inilah kami bertemu kembali. Kami berdua, sering diundang oleh Akper RSIJ dan Akbid RSIJ CP untuk memberikan kuliah, menjadi narasumber trainning dan kegiatan lainnya.

Pribadi beliau tetap sama : hangat, periang, murah senyum, menghormati senior dan renyah kalau tertawa. Persaudaraan kami semakin akrab, ketika oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Mas Joko Sustanto diamanahi sebagai pengurus LPCR PP Muhammadiyah periode 2015-2020, sama dengan saya.

Meski beliau tinggal di Jakarta, namun Mas Joko berusaha selalu hadir dalam rapat rapat pleno LPCR PP, dan juga hadir ketika LPCR PP ada acara diberbagai wilayah dan juga acara nasional.

Sakit

Awal tahun 2018, kami dikabari Mas Joko sakit cukup serius dan dirawat di RS Gading Pluit. Mendapat kabar tersebut, LPCR PP mengutus saya dan Pak Rohyadi Anwar untuk menjenguk beliau. Alhamdulillah akhirnya kami bisa menjenguk beliau. Dalam kondisi sakit, Mas Joko menyambut kami dengan penuh keriangan, minta didoakan dan mohon dimotivasi.

Kami ngobrol cukup lama, termasuk ingin memenuhi permintaan Mas Joko yang sudah mulai jenuh di rumah sakit dan ingin pindah ke rumah sakit lain. Alhamdulillah Mas Joko akhirnya pindah dan dirawat di Rumah Islam Jakarta Cempaka Putih (RSIJ CP). Di RSIJ CP ini ada Pak Rohyadi Anwar selaku Direktur SDM. Kami sama-ama sebagai pengurus LPCR PP Muhammadiyah. Setelah dirawat di RSIJ CP, Mas Joko dijinkan pulang untuk menjalani rawatan di rumah.

Siang itu Mas Joko menguhubungi saya melalui WA, ingin menelepon. Akhirnya beliau saya telpon karena ada sesuatu yang penting akan disampaikan ke saya. Akhirnya telepon pun tersambung. Mas Joko menyampaikan ke saya… “Mas Jamal, saya sudah musyawarah dengan istri dan anak anak, kami sepakat, tanah kami yang didekat bandara Adi Soetjipto Yogyakarta, yang dulu akan saya buat rumah, dengan mengharap ridlo Allah dan mengucap bismillahirrohmanirrohiim,  tanah tersebut kami wakafkan untuk LPCR PP Muhammadiyah, dan mohon dikelola oleh LPCR PP muhammadiyah“.

Saya pribadi kaget dan terharu. Tanah itu cukup luas, dekat bandara dan menjadi mimpi dan keinginan beliau untuk pindah dan tinggal di Jogja. Dulu ketika tahu saya mau pindah ke Yogya, Mas Joko langsung mengungkapkan keinginananya yang juga ingin hijrah ke Yogya. Anak anaknya juga semuanya akan disekolahkan di Jogja.

Mimpi beliau itu ternyata diwujudkan. Putra putranya di sekolah di MBS Prambanan terus lanjut ke sekolah Pribadi/Kerjasama Turki, dan juga disekolahkan di Muallimin Yogya. Beliau juga beli tanah di Jogja. Ketika akhirnya beliau dapat tanah di Jogja, beliau ngabari saya dengan hati berbunga bunga.

Yang lebih mengharukan adalah kata kata Mas Joko selanjutnya… ” ……Mas Jamal, mohon tanah wakaf dari kami ini segera diurus, agar sebelum saya meninggal sudah selesai urusannya,…”.

Ya Allah. Amanah itu harus segera kami/LPCR PP tunaikan. Kami bertiga (Jamal, Rohyadi Anwar, Mas Fauzi) mewakili LPCR PP langsung menindaklanjuti dengan silaturrahim ke kediaman mas Joko Sustanto, sekaligus menjenguk beliau. Dihadapan keluarga, Mas Joko menyerahkan sertifikat tanahnya kepada kami. Suasana mengharu-biru. Gembira campur haru. Kami saling berpelukan erat dan menutup pertemuan dengan sholat maghrib berjamaah bersama Mas Joko.

Setelah pertemuan tersebut, segera kami melaporkan kepada PP Muhammadiyah. Melalui Pak Marpuji Ali, ketua PP Muhammadiyah, akhirnya PP Muhammadiyah menerima tanah wakaf tersebut dan langsung ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Waktu terus berjalan, dan Allah SWT ternyata memiliki kehendak yang lain. Allah SWT ingin mengganti mimpi Mas Joko dengan sesuatu yang lebih bernilai dimata Allah. Mas Joko tidak jadi memiliki rumah di Jogja, tapi insya Allah akan diganti dengan rumah di Surga yang lebih luas dan lebih indah.

Tanah wakaf yang beliau dan keluarga, diberikan pada Muhammadiyah. Semoga menjadi amal jariyah almarhum sekeluarga, dan menjadi rumah yang indah tempat reuni Mas Joko Sustanto sekeluarga di surga. Kami akan manfaatkan tanah wakaf Mas Joko sekeluarga dengan sebaik-baiknya untuk kepentingan dakwah.

Penulis: Muh. Jamaludin Ahmad/Wakil Ketua LPCR PP Muhammadiyah

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!