JAKARTA, MENARA62.COM – Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo menegaskan, peringatan Hari Ibu bukan sekadar latah mengikuti kebiasaan masyarakat barat dengan peringatan Mother Day. Hari Ibu merupakan momen sejarah yang sangat penting, karena diusulkan Kowani langsung kepada Presiden Soekarno.
Melalui Kepresnya tahun 1959, Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai hari lahirnya Kowani menjadi Hari Ibu. Hal tersebut menguatkan Hasil Kongres Kowani III yang digelar tahun 1938 dimana peserta Kongres menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
Penegasan Giwo disampaikan terkait masih adanya penilaian dari tokoh agama yang menilai peringatan Hari Ibu tidak perlu dilakukan masyarakat, karena hanya mengikuti kebiasaan masyarakat barat.
“Saya rasa perlu diperjelas bahwa peringatan Hari Ibu itu sangat penting, karena upacara peringatan Hari Ibu sebagai kilas balik peristiwa sejarah 91 tahun lalu dan untuk mengenang jasa founding mother. Selain itu justru peringatan Hari Ibu karena adanya usulan dari Kowani,” ujar Giwo pada acara Pisah Sambut DP Kowani Masa Bakti 2014 – 2019, di Graha CMIB Niaga, Sudirman, Jumat (20 Desember 2019).
Masyarakat dan semua kalangan, lanjut Giwo, termasuk tokoh agama harus memahami hal ini karena banyak yang belum paham tentang peristiwa sejarah lahirnya Hari Ibu.
Tahun ini pun, peringatan Hari Ibu yang jatuh pada hari Minggu, juga dilakukan di kantor Kowani, dengan sebelumnya melakukan upacara pengibaran bendera merah putih di halaman kantor Kowani, di jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Uniknya pada peringatan Hari Ibu tahun ini, setiap anggota Kowani mengenakan kebaya.
“Sengaja kita akan menggunakan kebaya untuk mengingatkan kembali bahwa kebaya juga merupakan aset bangsa yang perlu dilestarikan. Kebaya juga mengingatkan perjalanan tokoh pejuang perempuan, ” katanya.
Selain itu, sejarah juga mencatat bahwa umur Kowani jauh lebih tua dari umur kemerdekaan Republik Indonesia. Pada masa itu tahun 1928, Kowani tumbuh dan bergerak serta berkiprah hampir bersamaan dengan Gerakan Sumpah Pemuda.
“Peringatan 22 Desember itu kan peringatan hari sejarah jadi memang kita harus memperingatinya,” serunya.
Peringatan Hari Ibu juga mengingatkan kembali tentang sosok seorang Ibu sebagai Ibu bangsa, yang memiliki tanggung jawab dan peran dalam membentuk generasi bangsa yang berkualitas.
Giwo juga mengingatkan, generasi bangsa haruslah memberikan penghormatan kepada seorang ibu, juga bapak dan guru. Tak hanya orangtua sendiri, namun penghormatan kepada seseorang yang lebih tua itu merupakan hal yang harus dilakukan dan dijaga tradisinya, seperti semua agama mengajarkan penghormatan kepada orangtua.