30.1 C
Jakarta

Pengumuman Peraih Fachrodin Award

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Setelah melalui proses yang cukup Panjang, dan sempat dilakukan perpanjangan waktu penerimaan naskah, dan penundaan pengumuman pemenang lomba karya tulis jurnalistik Fachrodin Award 2020, karena Pandemi Covid-19, maka panitia akhirnya memutuskan untuk mengumumkan pemenangnya pada hari Sabtu (19/12/2020).

Fachrodin Award digelar untuk ikut memeriahkan Muktamar Muhammadiyah/Aisyiyah. Semula, pengumuman dan penganugerahan Fachrodin Award 2020, akan digelar pada awal Juli 2020 bersamaan dengan pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah. Namun, karena Pandemi Covid-19 sedang mengamuk, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah memutuskan untuk menunda pelaksanaan Muktamar yang rencananya digelar di Solo, Jawa Tengah. Keputusan ini pun berimbas pada panitia Fachrodin Award.

Fachrodin Awar mengangkat tema “Kiprah Muhammadiyah dalam Memajukan Umat dan Bangsa.” Idenya ingin melihat warga Muhammadiyah dari dekat, dari bawah, dari tempat-tempat sempit yang selama ini tidak mendapatkan perhatian publik, namun mereka bekerja dengan penuh semangat.

Ini juga menjadi salah satu cara untuk membangkitkan literasi Indonesia, dan menawarkan cara pandang baru dalam melihat sejarah keindonesiaan. Yaitu, tidak melihat dari apa yang dilakukan orang-orang besar di pusat pemerintahan atau pusat politik, namun memberi tempat bagi mereka yang dengan tulus ikut membangun Muhammadiyah dan negeri ini.

Ada empat topik yang digunakan untuk memancing ide jurnalis untuk mengungkapkan kader yang jauh dari sorotan media tersebut. Pertama, sejarah dan peran Muhammadiyah di berbagai daerah, dakwah kader Muhammadiyah, gerak amal usaha Muhammadiyah dalam melayani umat dan bangsa, serta terakhir peran tokoh Muhammadiyah di tingkat lokal di berbagai daerah di Indonesia.

BACA JUGA: Fachrodin, Kader dan Tokoh Muhammadiyah Generasi Awal

Memang tidak mudah bagi tim juri untuk menilai hasil karya jurnalistik yang dikirimkan ke panitia. Pasalnya, setiap tulisan tersebut mempunyai kekuatan dan daya tarik tersendiri. Tulisan-tulisan itu, mempunyai gaya penulisan yang cukup baik dan bisa dimengerti. Ini bisa jadi bukti awal, literasi jurnalis di Indonesia mampu menangkap orang-orang yang berkerja dalam lorong sunyi ini.

Selain itu, obyek dan kisah yang dituliskan dalam karya yang dikirimkan, juga mampu menggugah perhatian, dan memperlihatkan gerak kader persyarikatan di akar rumput. Para jurnalis, mampu mengisahkan kader Muhammadiyah yang awam, namun keikhlasannya amat nyata. Jurnalis mampu menelisik ketekunan kerja kader Muhammadiyah, yang bekerja dengan sepenuh hati, dan jauh dari sorotan publikasi media.

Sosok yang dituliskan, tersebar dari Sabang sampai Merauke, dari lereng gunung hingga pedalaman di Papua, dari tepian danau, pinggiran kota hingga pedalaman Banten.

Ada tulisan yang cukup menggetarkan jiwa bagi pembacanya. Ada tulisan yang penuh dengan jejalan data. Ada juga tulisan yang renyah dan ringan untuk dibaca. Meski ada juga tulisan yang terasa betul dituliskan dengan sambil lalu atau agak dipaksakan.

Namun, panitia dan tim juri, mengapresiasi apapun usaha dari rekan-rekan jurnalis.

“Kita harus menghargai satu persatu dari setiap tulisan yang dikirimkan, dan semua juri harus membaca semua tulisan-tulisan itu, agar dapat memberikan penilaian yang adil,” ujar Jurnalis Senior Retno Intani, salah satu tim juri, yang begitu tekun dan bersemangat membaca karya jurnalistik yang dikirimkan.

Pandangan senada, juga disampaikan Nurcholis MA Basyari, salah satu juri yang juga jurnalis senior dan hingga kini masih aktif di PWI Pusat ini. “Kita harus meluangkan waktu untuk membaca dengan tenang setiap tulisan itu. Banyak yang menarik, meski ada juga yang kurang layak,” ujarnya dengan jujur dan lugas.

Betapa luar biasa kader Muhammadiyah di daerah. “Saya membaca perjuangan kader Muhammadiya di Papua, sambil berkaca-kaca,” ujarnya yang menegaskan lagi bahwa semangat KH Ahmad Dahlan sudah mendarah-daging.

Sebagai ketua panitia Fachrodin Award 2020, “saya harus mengucapkan banyak terima kasih dari para jurnalis yang sudah mengirimkan karyanya, untuk mengungkap dan mengangkat kader Muhammadiyah yang bekerja dalam sunyi. Serta pada rekan-rekan dewan juri dan rekan panitia lainnya,” ujar Imam Prihadiyoko.

BACA JUGA: Fachrodin Award Menginspirasi Literasi Dari Bawah

Pemenang

Panitia pun memutuskan, ada 10 nama pemenang lomba Fachrodin Award 2020. Berikut, 10 nama pemenang lomba Fachrodin Award 2020:

  1. Azizah Herawati, dengan judul Kesuksesan Dibalik Sepeda Tua.
  2. Muhammad Ridha Basri, dengan judul Sang Surya di Kampung Warmon Kokoda.
  3. Musriadi Musanif, dengan judul Sungai Batang Cabang Muhammadiyah Pertama di Luar Jawa. Kita Awali Cerita dari Pinggir Danau Maninjau.
  4. Muhammad Bintang Akbar, dengan judul Mengusir Kabut Hitam: Ranting Muhammadiyah Kadipiro Berkiprah Menggugah Masyarakat.
  5. Soesilo Abadi Piliang, dengan judul Muhammadiyah, Membumikan Islam di Bumi Sikerei.
  6. Ahmad Fatoni, dengan judul KIAI BEDJO DARMOLEKSONO: Organisatoris Pejuang dari Malang.
  7. Luqman Wahyudi, dengan judul Menapak Jejak Tetirah & Dakwah Kyai Dahlan Di Lereng Kaki Gunung Bromo.
  8. Mohamad Fadhilah Zein, dengan judul Dai Tangguh Penjaga Keharmonisan Badui.
  9. Vieki Ardhina, dengan judul Haji Mustari Ahmad, Berdakwah Dengan Bahasa Orang Pinggiran.
  10. Melva Tobing, dengan judul Berasal dari Mislu, Kamis Sepuluh. Ummi Kalsum, Pendidik dari Aisyiyah Depok.

Selain itu, panitia memutuskan untuk membukukan 40 tulisan terbaik menjadi sebuah buku, dan mengaudiovisualkan. Semoga, sosok yang dituliskan dalam karya jurnalistik ini, mampu menginspirasi dan terus saling menyemangati kader persyarikatan Muhammadiyah.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!