JAKARTA, MENARA62.COM — Di tengah-tengah persoalan Pandemi Covid-19, dan krisis ekonomi yang hadapi bangsa ini sekarang, kita prihatin dengan diselenggarakannya Kongres Luas Biasa (KLB) Partai Demokrat. KLB itu belakangan menunjuk Muldoko sebagai Ketua Umum.
Hal ini disampaikan Buya Anwar Abbas, Pengamat Sosial Ekonomi dan Keagamaan di Jakarta, Senin (8/3/2021). Menurutnya, KLB itu sudah pasti akan melahirkan keributan dan kegaduhan baru dalam dunia perpolitikan di tanah air. Keributan itu terutama di kalangan Partai Demokrat dan itu tentu jelas-jelas tidak diinginkan.
“Kita ingin negeri ini tenang tentram dan damai, dan kita tidak ingin pemerintah tetutama presiden Jokowi terseret-seret dan diseret-seret ke dalam persoalan ini. Padahal beliau sebagai kepala pemerintahan dan kepala negara saat ini sedang sibuk dan fokus menghadapi dan mengatasi masalah besar yaitu Pandemi Covid 19 dan krisis ekonomi yang sangat memerlukan persatuan dan kesatuan,” ujarnya.
Oleh karena itu, Buya Anwar Abbas menyarankan, supaya masalah ini tidak berlarut-larut dan tidak merusak persatuan dan kesatuan, terutama persatuan dan kesatuan diinternal Partai Demokrat, maka ia menyarankan pada Muldoko sebaiknya belajar dengan Megawati Soekarnoputri.
“Ketika Megawati menghadapi masalah di internal partainya di PDI (Partai Demokrasi Indonesia) dengan Soerjadi dan Butu Hutapea di pihak lain, beliau malah tampak oleh kita melakukan langkah-langkah yang sangat arif dan bijaksana. Ia mendirikan partai baru dengan mengubah nama partainya yang semula PDI menjadi PDI perjuangan (PDIP) pada tanggal 1 Februari 1999,” ujarnya.
Sehingga dengan demikian, Buya Anwar Abbas mengatakan, tanpa ribut-ribut partainya mendapatkan legalitas, sehingga dapat mengikuti Pemilu tahun 1999 bersama PDI yang menjadi saingannya. Untuk itu, ia menyarankan pada Muldoko agar juga mengikuti langkah seperti yang ditempuh Megawati tersebut. Dengan mendirikan partai baru yang namanya bisa Partai Demokrat Baru atau Partai Demokrat bersinar, sehingga kedua-dua partai ini nanti bisa sama-sama mendapatkan legalitas untuk ikut pemilu tahun 2024.
“Silahkan nanti di pemilu tersebut, bersaing untuk membuktikan siapa yang lebih dipercaya oleh anggota dan simpatisannya,” ujarnya.
Dalam kasus Megawati, menurutnya, bangsa ini melihat karena dia yakin memiliki massa yang banyak dan luas, lalu dia bekerja keras untuk mengambil simpati rakyat terutama para pendukung dan simpatisannya. Denga langkah itu, sehingga PDIP dalam pemilu pertama yang dilaksanakan di awal reformasi itu, partai baru yang didirikannya tersebut, bukan hanya bisa mengalahkan partai demokrasi (PDI) yang menjadi saingannya, tetapi partainya juga keluar sebagai partai pemenang pemilu.
“Saya melihat cara yang ditempuh Megawati ini jelas-jelas sangat elegan, konstitusional dan sangat terhormat. Untuk itu saya menyarankan kepada Muldoko supaya beliau juga melakukan hal serupa agar negeri ini aman tentram dan damai, tanpa harus bertengkar dan bertikai dengan sesama,” ujarnya Anwar.
Pada bagian akhir, Anwar kembali mengajak, sebagai anak bangsa agar bisa hidup dengan tenang serta bisa fokus dalam menghadapi dan mengatasi dua masalah besar saat ini, yaitu krisis ekonomi dan pandemi covid 19.
“Keduanya, telah membuat ekonomi dan kesehatan bangsa kita terpuruk dan bermasalah,” ujarnya.