32.5 C
Jakarta

’Aisyiyah Memasuki Awal Abad Kedua.

Baca Juga:

100 tahun berlalu, sebagai motor penggerak, dalam memproduk perubahan dan proses perjalanannya, menjadikan bangsa Indonesia yang berkarakter.                                       

Ungkapan itu disampaikan Anies Baswedan Gubernur DKI terpilih periode 2017 – 2022 pada pidato  sambutan acara 100 Tahun Milad ‘Aisyiyah dan Silaturrahim Idul Fitri 1438 H, Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DKI Jakarta, Senin (7/8/2017).

Acara di gelar di ruangan Aula BUYA HAMKA, Masjid Al-Azhar Kebayoran lama Jakarta Selatan ini, diikuti oleh seluruh undangan dan kemitraan serta  Pimpinan Majelis tingkat wilayah DKI  dan pusat yang berada di Jakarta.

 ‘Aisyiyah/Muhammadiyah adalah organisasi ke Ummatan yang bergulir sejalan dengan perkembangan zaman dan  peradaban ummat dalam langkah  menuju  abad ke-2 perjalannya.  ‘Aisyiyah lahir dan berkembang ditengah-tengah perjalanan Ummat dan Bangsa, ‘Aisyiyah dahulu 100 tahun berlalu, mengalami proses Revolusi pertama dan bahkan ‘Aisyiyah/Muhammadiyah  membidani lahirnya karakter kaum ’Aisyiyah.

Sebelum bangsa Indonesia lahir, ‘Aisyiyah /Muhammadiyah sudah melakukan proses pembentukan  karakter Bangsa Indonesia, dengan perjuangan pendidikan karakter, keagamaan rahmatan lil’alami,  dan Islam yang berkemajuan pada saat ini.

Tercatat dalam sejarahnya ‘Aisyiyah adalah pendiri pertama sekolah PAUD /TK di Indonesia, dengan Bustanul Athfal, disinilah pendidikan karakter suatu bangsa di mulai selain pendidikan dirumah, dan “Aisyiyah sudah sejak lama melakukan proses perubahan karakter bangsa itu, pernyataan Anies, yang juga  hasil dari didikan PAUD dan TK Aisyiyah Bustanul Athfal dan SD Muhammdiyah dalam, pengakuannya, sambil mengenang masa kecilnya, yang dibesarkan oleh keluarga Muhammadiyah.

Hingga hari ini, proses perjalanan, menuju abad ke dua dengan perubahan dengan revolusi ke- 4 dengan  abad serba digital dan informasi yang melanda seluruh duniayang tanpa batas,

“Nilai-nilai perjuangan Aisyiyah dan karakter perjuangan tidak boleh berubah, tapi cara menggerakkan perjalan organisasi dan mengawal perjalan bangsa harus mengikuti perubahan zaman tersebut,“  ujar Anies.

Selama 100 tahun di belakang dan 100 tahun kedepan, ‘Aisyiyah bisa berbagi pengalaman, dalam tulisan buku sejarah, yang berisi perjuangan ‘Aisyiyah / Muhammadiyah, dengan segala keberhasilannya, dan berbagai kegagalannya, dalam perjalanan organisasi, dengan mengambil pelajaran dari semua proses perjalanan itu yang bisa menginspirasi perjuangan kita berbangsa dan bernegara,  pinta Anies, pada Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah dan Wilayah ‘Aisyiyah.

Sementara dimasa kepemimpinan DKI Priode 2017-2022 ini, Atas nama Pribadi dan Pemprov DKI, Anies berharap ‘Aisyiyah bisa bermitra dan berkolaborasi dengan Pemprov DKI. Dengan bermitra seperti itu, pemerintah justru berterimakasih dengan berkerjasama dalam setiap programnya ke depan.

Menurut Anies, Aisyiyah / Muhammadiyah yang selalu menjadi  penyeimbang dan berkarakter yang di hormati.

“Peran ‘Aisyiyah dalam penyeimbang dan mengadakan perubahan-perubahan dalam pencerahan ummat yang berkemajuan” ungkap Prof Dr Masyithoh Chusnan MAg, Ketua PP ‘Aisyiyah dalam pengantar, Milad 100 Tahun ‘Aisyiyah, Perjalanan 100 tahun pertama ‘Aisyiyah.

“Dalam Perjuangan dan Semangat ber- “Aisyiyah, kita sebagai Pimpinan dan bagian dari pembuat sejarah perjalanan dan perjuangan proses bernegara, ‘Aisyiyah agar selalu melihat perkembangan  Ummat saat ini, maka kita semua sudah bertekad dalam komitmen menyumbangakan  tenaga dan fikiran kita, dalam perjuangan ‘Aisyiyah untuk Ummat dalam memajukan martabat Bangsa, semangat tersebut tidak boleh turun dan harus terus di pelihara terutama dalam kondisi bangsa Indonesia saat ini,” ujarnya.

Selanjutnya,”Pelihara semangat dalam menjalankan tugas dan amanah, dan tetap konsisten bermuammalah dalam organisasi, untuk Ummat. Pengurus dan Pimpinan Aisyiyah, agar cepat tanggap dalam bersikap dan merespon kondisi ummat secara terstruktur, elegent dan berwibawa dalam merespon setiap kejadian dalam kehidupan berbangsa. Harus punya jiwa sensitive dan reaktif, berfikir yang cerdas dan kritis serta tegas dalam bersikap, lanjutnya “.‘Aisyiyah dan Muhammadiyah  merupakan agen perubahan bangsa, adalah organisasi masa lalu, sekarang, dan masa depan kehidupan bangsa ini”, tutup Masyithoh.

–Suhendra–

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!