26.7 C
Jakarta

Asita Riau Desak Pemerintah Dirikan Museum Pacu Jalur dan Museum Bakar Tongkang

Baca Juga:

PEKANBARU, MENARA62.COM Asita Riau desak pemerintah dirikan Museum Pacu Jalur dan Museum Bakar Tongkang. Saat ini, Riau memiliki tiga agenda kegiatan wisata internasional yakni Pacu Jalur, Bakar Tongkang, dan Ombak Bono.

Namun karena dilaksanakan hanya sekali setahun, tidak heran jika kegiatan itu hanya ramai saat kegiatan itu digelar saja. Diluar jadwal tersebut, tidak ada gaungnya lagi.

Menanggapi hal ini, Associationonesian Tours and Travel Agencies /Asita Provinsi Riau mendesak pemerintah daerah membuat museum agenda kegiatan Wisata Pacu Jalur dan Bakar Tongkang. Keberadaan museum ini diperlukan untuk tetap menarik wisatawan agar tidak hanya berkunjung saat kegiatan tersebut dilakukan.

“Jadi wisatawan bisa datang kapan saja, meskipun tidak sedang ada agenda kegiatan,” ujar Dede Firmansyah, Ketua ASITA Riau, Jumat (12/9/2018) di Pekanbaru.

Menurutnya Pacu Jalur dan Bakar Tongkang sudah berumur ratusan tahun, sehingga sudah semestinya ada museum.

“Pacu Jalur sudah ratusan tahun, seharusnya Bupati Kuansing Mursini bisa saja menganggarkan pembangunan museum. Jadi wisatawan ke sana tidak pas ada agenda kegiatan saja, bisa tiap pekan ke sana,” ujarnya.

Saat ini, lanjutnya, pada saat akhir pekan di Riau wisatawan menumpuk dan hanya mencari Mal di Pekanbaru. Lokasi lain yang selama ini sering dikunjungi adalah Istana Siak, danbaru-baruini ke lokasi wisata Kampas. Padahal, masih banyak lokasi wisata lain yang ada di Riau.

Dede mengharapkan, Riau mempunyai banyak lokasi untuk perjalanan wisata, sehingga wisatawan tidak hanya bergerak di Pekanbaru. Oleh sebab itu, ia berharap, museum bisa didirikan di Kabupaten Kuantan Singingi dan Rokan Hilir. Ini bakal meningkatkan perjalanan wisata.

“Jika ada museum, bisa saja dinas pendidikan dan pariwisata bekerjasama mengajak pelajar mengunjungi museum tersebut. Terlebih lagi anak-anak sekarang pengetahuannya soal sejarah agak kurang dibanding dulu,” ujarnya.

Lebih lanjut, Dede mengatakan, keberadaan museum tentu bisa memberikan pembelajaran bagi pelajar. “Supaya tahu juga bahwa Ratu Wilhemnina dari Belanda bahkan yang pertama kali ikut menyaksikan Pacu Jalur, karena pacuan itu dipersembahkan untuk hari jadinya,” ujar Dede.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!