26.2 C
Jakarta

Banyak Media Berbahasa Jawa Mati, Jateng Terbitkan Swaratama

Baca Juga:

SEMARANG, MENARA62.COM – Kantor Bahasa Provinsi Jawa Tengah menerbitan majalah Swaratama. Penerbitan majalah tersebut kata Kepala Kantor Bahasa Jawa Tengah Ganjar Harimansyah merupakan salah satu upaya menyelamatkan bahwa Jawa dari kepunahan.

Menurut Ganjar, meski masih dikategorikan aman mengingat jumlah penuturnya banyak, tetapi Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang dalam kondisi rentan. Berdasarkan beberapa penelitian, penggunaan bahasa Jawa terus menurun.

Penurunan minat pada bahasa Jawa tersebut juga berimbas ke ranah media massa. Banyak media massa berbahasa Jawa yang mati. Beberapa contoh media massa berbahasa Jawa yang mati adalah Darma Nyata, Darma Kandha, Damarjati, Kajawen, Kandha Raharja, dan Parikesit. Majalah Mekar Sari juga beralih menjadi suplemen di surat kabar Kedaulatan Rakyat. Saat ini hanya ada beberapa majalah yang masih bertahan seperti Panjebar Semangat, Jaya Baya, Djaka Lodang, dan Ancas.

“Keberadaan majalah yang sangat minim tersebut membuat penulis berbahasa Jawa tidak leluasa berkreasi menghasilkan karya. Mereka kesulitan mengirimkan hasil tulisannya. Di sisi lain, isi majalah-majalah tersebut kurang menarik bagi generasi muda. Oleh karena itu, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menerbitkan majalah berbahasa Jawa dengan nama Swaratama. Majalah tersebut diterbitkan dengan edisi yang menarik. Dengan demikian, tampilan majalah tersebut tidak kalah dengan majalah populer yang disukai remaja,” jelas Ganjar.

Selain itu, Kantor Bahasa Jateng juga menerbtikan jurnal Jalabahasa dan Alayasastra. Ganjar menyebut saat ini banyak akademisi maupun peneliti yang harus mempublikasikan karya ilmiahnya, sebagai syarat wajib kelulusan. Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah bermaksud ikut mempermudah masalah tersebut. Oleh karena itu, dibuat wadah untuk publikasi ilmiah. Wadah tersebut berupa penerbitan jurnal. Sesuai dengan tupoksi Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, jurnal yang diterbitkan adalah jurnal kebahasaan dan jurnal kesastraan.

“Jurnal Jalabahasa dan Alayasastra terbit dua kali dalam setahun. Keduanya memuat artikel ilmiah tentang kebahasaan atau kesastraan dari masyarakat. Kedua jurnal tersebut dikelola oleh pegawai Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah dibantu beberapa rekanan yang ditunjuk. Rekanan tersebut umumnya berasal dari perguruan tinggi dan bertugas menjadi mitra bestari,” jelas Ganjar.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!